Sejak dibuka kembali pada 25 Desember lalu, suasana di Planetarium Jakarta benar-benar berbeda. Antrian panjang sudah jadi pemandangan biasa di Taman Ismail Marzuki. Setelah tertutup selama 13 tahun, rasa penasaran masyarakat akhirnya meledak. Pengunjung membanjiri tempat ini.
Menghadapi situasi itu, pengelola dari PT Jakarta Propertindo (JakPro) punya strategi. Sistem utama yang dipakai adalah registrasi daring. Tapi, mereka juga menyisakan sedikit kuota untuk pembelian langsung di lokasi, atau yang biasa disebut on the spot (OTS). Kuotanya sangat terbatas, sih.
Arnold Kindangen, Manager on Duty JakPro, menjelaskan alasan di balik kebijakan itu. Intinya, untuk menghindari kerumunan yang bisa tak terkendali.
Meski begitu, mereka tetap mau mengakomodir pengunjung yang datang langsung. Caranya? Kuota OTS diambil dari sisa tiket online yang pembayarannya belum dikonfirmasi. Jadi, dapatnya memang sisa.
Arnold menegaskan, pengunjung yang mengantre sejak pagi sudah diberi tahu. Antrean OTS bukan jaminan pasti dapat tiket. Prinsipnya first come, first served. Mereka yang datang lebih awal akan dicatat dalam daftar antrean atau waiting list. Kalau sesi pertama penuh, bisa dialihkan ke sesi berikutnya, asalkan masih ada kursi kosong.
Soal kapasitas, Planetarium hanya punya 200 kursi. Itu pun tidak semua dipakai. Beberapa kursi sengaja dikosongkan biar sudut pandang penonton tetap nyaman. Untuk sementara, ada empat sampai lima sesi tayang setiap hari: pukul 09.00, 10.30, 11.30, 14.00, dan 16.30 WIB. Jadwal Jumat agak berbeda. Planetarium tutup setiap Senin dan hari libur nasional.
Artikel Terkait
Mencari Makna Islah di Tengah Gelombang Konflik Internal NU
Puncak-Cipanas Siaga Macet, 1.300 Personel Dikerahkan Jelang Malam Tahun Baru
Tol Cipali Sepi Pasca-Lebaran, Volume Kendara Anjlok 51 Persen
H+1 Natal, Tol Cipali Sepi: Lalu Lintas Anjlok Hampir 40 Persen