Suasana malam di Lhokseumawe, Kamis (25/12) lalu, berubah ricuh. Aksi konvoi dan demonstrasi yang digelar sekelompok warga akhirnya dibubarkan paksa oleh aparat gabungan TNI dan Polri. Yang mengejutkan, dari proses pembubaran itu, terungkap fakta bahwa ada senjata api di antara para pendemo.
Menurut rilis resmi Puspen TNI, kerumunan massa sudah berkumpul sejak Kamis malam dan berlanjut hingga Jumat dini hari. Mereka tak hanya konvoi dan berorasi, tapi juga mengibarkan bendera dengan simbol bulan bintang lambang yang lekat dengan GAM. Teriakan-teriakan yang terdengar dinilai berpotensi memancing keributan dan mengganggu ketenangan, di saat Aceh sebenarnya sedang fokus pada pemulihan pascabencana.
Mendapat laporan soal aksi ini, Danrem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran, langsung bergerak. Dia berkoordinasi dengan Polres Lhokseumawe, lalu mengerahkan personel Korem dan Kodim setempat untuk mendatangi lokasi.
Awalnya, aparat mencoba mengimbau. Mereka meminta massa membubarkan diri dengan sukarela. Sayangnya, imbauan itu diabaikan. Karena situasi dianggap semakin tidak kondusif, petugas di lapangan pun memutuskan untuk membubarkan paksa aksi tersebut.
“Dalam proses tersebut terjadi adu mulut, dan saat pemeriksaan terhadap salah satu orang dalam kelompok ditemukan 1 pucuk senjata api jenis Colt M1911 beserta munisi, magazen, dan senjata tajam. Yang bersangkutan kemudian diamankan dan diserahkan kepada pihak Kepolisian untuk diproses sesuai hukum yang berlaku,”
Artikel Terkait
Mencari Makna Islah di Tubuh NU: Jargon atau Agenda Perbaikan?
Mahasiswa IT Kirim Email Teror ke Sekolah Usai Cinta Ditolak
Islah di Tubuh NU: Jargon atau Agenda Perbaikan Nyata?
Amien Rais Sindir Gaya Kepemimpinan Prabowo: Masih Terlalu Sibuk Berkelana