“Semua mesti bertobat. Kembali pada cita-cita kemerdekaan yang tertuang dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Itu pertobatan nasional.”
Namun begitu, ia menekankan bahwa semua harus berawal dari dalam. “Dasarnya adalah pertobatan batin. Memuliakan Allah dan membaktikan hidup bagi Tuhan,” sambungnya tegas.
Lebih jauh, Kardinal Suharyo menambahkan bahwa yang perlu dibenahi bukan hanya tindakan, tapi juga pola pikir. Jabatan publik itu adalah amanah. Sebuah tanggung jawab suci yang harus dijaga.
Ia kemudian membedakan dua sikap yang bertolak belakang. “Bisa saja orang berpikir, ‘waktunya saya menggunakan jabatan ini untuk kepentingan saya sendiri’.”
“Tapi seharusnya tidak begitu. Saat memangku jabatan, itu artinya kita memegangnya untuk kebaikan bersama. Bukan untuk diri sendiri,” pungkasnya, menutup pernyataan.
Pesan itu menggantung di udara, mengingatkan semua yang hadir tentang esensi kepemimpinan yang sesungguhnya.
Artikel Terkait
Susi Aminkan Kritik Pedas Anak Menteri: 80 Persen Pejabat Itu Maling
Prabowo Sambangi Luhut di Hari Natal, Bahas Tarif AS hingga Kemandirian Benih
Braga Macet Parah, Tapi Pesona Art Deco Tetap Jadi Magnet Wisatawan
Buronan Sindikat Narkoba DWP 2025 Serahkan Diri, Ungkap Modus Selundupkan Kokain dari Malaysia