Di sisi lain, dukungan infrastruktur tak kalah penting. Ferry menyediakan puluhan unit Starlink untuk komunikasi, genset bertenaga surya, bahkan alat berat seperti ekskavator untuk membuka akses. Belum lagi barang-barang pendukung seperti selimut, kasur, tenda, MCK darurat, dan perlengkapan kesehatan. Pokoknya, upayanya cukup komprehensif.
"Efisiensi biaya itu kuncinya. Kami kolaborasi dengan TNI, Polri, dan mitra swasta untuk tekan biaya logistik. Lalu, biaya operasional seperti sewa pesawat atau akomodasi, itu tanggung pribadi saya dan Malaka," jelas Ferry, menjawab pertanyaan soal bagaimana bantuan bisa sebesar ini.
Jadi, ada tiga pilar utama: efisiensi ketat, kolaborasi strategis, dan pendanaan operasional mandiri. Itulah resepnya.
Di balik semua angka dan logistik itu, tentu ada cerita yang tak terukur: waktu, keringat, dan dedikasi tanpa henti. Ferry dan timnya telah mencurahkan segalanya, menunjukkan bahwa bantuan kemanusiaan bukan cuma soal transfer dana, tapi juga kehadiran dan komitmen nyata di tengah reruntuhan.
Artikel Terkait
Ragunan Ramai, Kakek-Nenek dan Keluarga Pilih Liburan Murah Meriah
Libur Panjang 2025, Lembang Tersendat Macet Hingga ke UPI
Pantai Selatan Jember Berbahaya, Polisi Gencar Ingatkan Wisatawan
Dokter Samira Resmi Jadi Tersangka Pencemaran Nama Baik Richard Lee