Kemacetan parah melanda Surabaya Rabu malam kemarin. Bukan karena hujan atau kecelakaan, tapi imbas aksi buruh yang memadati jalan utama kota. Sejak sekitar pukul delapan malam, arus lalu lintas di sejumlah ruas vital nyaris tak bergerak.
Dari Polisi Istimewa hingga Urip Sumoharjo, pemandangannya sama saja: lautan kendaraan yang merayap pelan. Roda dua dan empat berdesakan, seolah saling berbagi frustrasi di tengah malam yang seharusnya sudah lengang.
Namun begitu, titik terparah justru terjadi di Jalan Basuki Rahmat. Di sini, kemacetan bisa dibilang total. Kendaraan benar-benar terjebak, tak bisa maju atau mundur. Penyebabnya? Massa demonstran sempat memblokade jalan itu. Mereka bahkan menghentikan sebuah mobil komando tepat di tengah-tengah jalan, membuat situasi makin kacau.
Suara klakson bersahutan tak karuan, memecah kesabaran. Petugas Dishub yang berjibaku mengatur lalu lintas terlihat kewalahan. Mereka bolak-balik memberi isyarat agar kendaraan maju, meski ruang untuk bergerak hampir tak ada. Menurut pantauan di lokasi, antrean kendaraan mengular hingga sekitar dua kilometer.
Untungnya, situasi perlahan mulai berubah. Massa buruh kini telah bergerak meninggalkan Basuki Rahmat. Mereka berjalan perlahan menuju titik kumpul berikutnya: depan Kantor Gubernur di Jalan Pahlawan. Meski demikian, dampak kemacetannya masih terasa. Pengendara yang terjebak tadi mungkin masih butuh waktu untuk benar-benar keluar dari kepungan ini.
Artikel Terkait
Kejagung Serahkan Rp 6,6 Triliun ke Kas Negara, Begini Cara Mengamankan Uang Sebanyak Itu
Malam Khidmat di Katedral, Ribuan Umat Padati Misa Natal
DDII Jabar Tegaskan Sikap: Imbau Umat Islam Hindari Ucapan dan Atribut Natal
Setahun Memimpin, Prabowo Tegaskan Kunci Pemerintahan Efektif Ada di Meritokrasi