Air Mata Syukur Ibu Asrika di Sekolah Rakyat, dari Hampir Putus Sekolah ke Cita-cita Pilot

- Rabu, 24 Desember 2025 | 19:18 WIB
Air Mata Syukur Ibu Asrika di Sekolah Rakyat, dari Hampir Putus Sekolah ke Cita-cita Pilot

Rasa syukur serupa bukan cuma datang dari Asrika. Lilis, orang tua dari siswa lain di sekolah yang sama, juga punya cerita. Menurutnya, sejak bersekolah di SRMA 13, anaknya mendapatkan fasilitas yang jauh lebih lengkap. Hal itu tak mungkin ia sediakan sendiri mengingat kondisi ekonomi keluarganya.

"Alhamdulillah, Pak. Enggak seperti yang saya bisa kasih. Kami dari keluarga kurang mampu," ujarnya.

Anaknya ternyata anak berprestasi. Dulu, saat SMP, dia sering menang olimpiade. Sayangnya, medali kemenangan tak pernah bisa diambil. Alasannya klasik: tak ada biaya untuk menebusnya. Situasi itu berubah total setelah masuk Sekolah Rakyat.

"Pas di sini, anak saya dapat tiga medali emas, Pak," jelas Lilis dengan bangga. "Satu medali emas olimpiade bahasa Inggris. Satu lagi medali emas olimpiade fisika. Sama satu lagi olimpiade bahasa Inggris juga dapat medali emas juga."

Ia pun menyampaikan terima kasih langsung kepada Presiden. "Jadi saya mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo yang sudah mewujudkan cita-cita kami sebagai orang tua yang kurang mampu. Untuk bisa memberikan pendidikan terbaik untuk anak kami. Makasih Pak," tandasnya.

Ada lagi kisah dari Rina, ibu dari Nazril. Perjalanan anaknya sungguh luar biasa. Nazril awalnya bahkan tak bisa membaca. Setelah masuk Sekolah Rakyat, perubahan drastis terjadi. Kini, bukan cuma lancar membaca, ia bahkan meraih peringkat tiga di kelasnya.

"Kepada Bapak Presiden saya terima kasih," kata Rina singkat namun penuh makna. "Atas adanya sekolah rakyat ini, sudah mengubah anak saya menjadi pintar."

Beberapa kisah itu, yang mengalir dalam acara "Pra Launching" Sekolah Rakyat itu, seperti gambaran kecil. Mereka mewakili banyak keluarga yang merasa terbantu. Sekolah Rakyat, bagi mereka, lebih dari sekadar gedung. Itu adalah jembatan untuk mimpi yang sempat tertahan.


Halaman:

Komentar