Suasana di Yalova pada 22 Desember 2025 itu terasa berbeda. Di tengah kemeriahan upacara pembukaan Kejuaraan Wushu dan Kung Fu Remaja Turki, perhatian banyak orang tersedot pada simbol-simbol yang tak biasa. Bendera dan spanduk Palestina berkibar dengan jelas, dipegang oleh atlet dan panitia. Dukungan untuk Palestina bukan lagi sekadar bisikan, tapi terpampang nyata di arena olahraga.
Namun, yang paling mencolok adalah poster besar yang terpampang. Di sana, wajah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berdampingan dengan gambar Abu Ubaidah, juru bicara Brigade Al-Qassam. Pemandangan itu langsung menimbulkan berbagai tafsir.
Acara berlanjut dengan momen hening. Para hadirin berdiri untuk mengenang para syuhada di Gaza. Setelah keheningan itu, sebuah klip video bertema pro-Palestina diputar untuk penonton. Rangkaian gestur simbolis ini, menurut penyelenggara, adalah bentuk ekspresi politik dan budaya. Mereka ingin menekankan soal persatuan dan rasa hormat antar bangsa. Tapi bagi banyak pengamat, pesannya jauh lebih spesifik dari itu.
Sebenarnya, ini bukan kali pertama atlet Wushu Turki melakukan hal serupa. Ada sejarah panjang di sini.
Artikel Terkait
Jakarta Kerahkan Ribuan Personel untuk Amankan Perayaan Akhir Tahun
Bisnis Makanan Gratis: Mimpi Anti Rugi atau Hanya Fatamorgana?
Lansia 62 Tahun Cabuli Bocah SD di Toko Miliknya Sendiri
Di Balik Data dan Digitalisasi: Upaya Menyelaraskan Penyaluran Bansos dengan Realita Warga