“Kita akan buat masjid dan sekolah. Mengingat mereka belum mengenal sekolah dan tidak bisa baca tulis, maka sekolah darurat dan pembinaan lanjutan adalah hal yang mutlak,” ungkapnya.
Pembinaan berkelanjutan menjadi kunci. Karena itu, setelah acara, da’i khusus akan ditugaskan tinggal di sana. Harapannya, para mualaf baru ini mendapat pendampingan yang utuh, mulai dari akidah, ibadah, hingga kehidupan sosial sehari-hari.
Tim inti untuk pensyahadatan ini sendiri telah berangkat ke Sulawesi Tengah sejak Rabu (24/12). Kafilahnya terdiri dari berbagai unsur: pengurus LAZNAS, Bidang Penempatan Da’i, Badan Wakaf, perwakilan dari Lampung dan Bali, juga kristolog Koh Dondy Tan, ditambah sejumlah mitra dakwah lainnya.
Sebenarnya, ini bukan kali pertama Dewan Dakwah menggelar acara serupa. Catatan tahun 2022 menunjukkan mereka pernah melakukan hal sama dan meresmikan Kampung Zakat Desa Bersinar di Dusun Uwemalingku. Peresmian kala itu dihadiri oleh Drs. H. Tarmizi Tohor, MA, dari Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag RI.
Kini, semua mata tertuju pada Gunung Tua. Ikhtiar untuk memudahkan saudara-saudara kita dari pedalaman masuk Islam sedang diupayakan. Semoga ratusan mualaf baru ini bisa segera disambut dengan suka cita.
Artikel Terkait
Di Balik Data dan Digitalisasi: Upaya Menyelaraskan Penyaluran Bansos dengan Realita Warga
Prabowo Soroti Perjuangan Sunyi Satgas Hutan yang Selamatkan Rp 6,6 Triliun
Bahu Jalan Bukan Tempat Istirahat, Peringatan Keras Jelang Puncak Arus Nataru
Rp 6,6 Triliun Menggunung di Kejagung, Hasil Tebusan Lahan Sawit Ilegal