Jakarta – Peringatan keras dilontarkan anggota Komisi I DPR, Sukamta. Ini menyusul wacana dari Amerika Serikat yang berencana mengubah narasi global termasuk di Indonesia terhadap bangsa Yahudi. Proyek kampanye yang digagas utusan khusus mantan Presiden AS Donald Trump itu dinilai berbahaya.
Menurut Sukamta, selama ini pendidikan di Indonesia sama sekali tidak mengajarkan antisemitisme. "Itu prasangka atau kebencian terhadap orang Yahudi," jelasnya. Justru, yang diajarkan dalam UUD 1945 adalah semangat anti-penjajahan.
Politisi Fraksi PKS itu lantas menegaskan, sikap mayoritas masyarakat Indonesia yang mengecam agresi Israel ke Palestina bukanlah bentuk antisemit.
"Itu adalah sikap anti penjajahan. Titik," ujarnya tegas.
Dia menambahkan, jika Israel tidak ingin terus dikecam, ya seharusnya menghentikan penjajahannya terhadap Palestina. Pernyataan ini disampaikannya kepada media, Rabu (24/12).
Di sisi lain, Sukamta mengingatkan keragaman agama di Indonesia. Enam agama resmi yang diakui negara, katanya, menjadi bukti bahwa Indonesia bukan negara yang antisemit. Kondisi sosiologis kita sudah mencerminkan hal itu.
Namun begitu, rencana intervensi terhadap buku ajar sekolah Indonesia seperti yang diungkap utusan Trump justru berpotensi memantik sentimen negatif baru. Bisa-bisa, upaya itu malah berbalik menyerang Israel sendiri.
Terlebih, Sukamta mewanti-wanti pemerintahan baru Prabowo Subianto untuk berhati-hati. "Ini bisa bertentangan dengan nilai-nilai UUD," katanya.
Artikel Terkait
Muzakir Manaf: Sosok yang Membuat Sistem Gerah
Pesawat Jet Libya Jatuh di Ankara, Seluruh Pejabat Militer Senior Tewas
Pengamat Peringatkan: Pemerintah Bisa Dicap Pelindung Perusak Hutan Sumatera
Prabowo Gelar Rapat di Bogor, Bahas Kampung Haji hingga Pasokan BBM Sumatera