Saya manggut. Dalam hati, ini seperti konsep restorative justice yang pragmatis. Pelakunya senang main, tuan rumah terbantu. Tak ada mens rea untuk memperkaya diri, pikir saya, sambil mencari celah angle berita andai kasus ini meledak.
“Tapi Pak,” sanggah saya, naluri skeptis wartawan menyala seperti lampu strobo. “Zaman sekarang kan beda. Orang datang bawa modal, pulang pengen bawa motor baru. Itu bukan gotong royong, itu unjust enrichment.”
Pak Mantir menghela napas panjang. Asap rokoknya kali ini terasa melankolis, seperti awan mendung yang siap menangis.
Saya tersenyum kecut. Rupanya Pak Mantir pun sadar ada abuse of power dalam praktik ini. Adat sering jadi tameng, semacam immunity rights sepihak agar polisi tidak membubarkan lapak.
Malam kian larut. Kopi di gelas tinggal separuh, senasib dengan filosofi adat yang mulai terkikis. Diskusi ini menyadarkan saya: hukum negara kerap gagap membaca konteks, sementara hukum adat mulai gagap hadapi modernitas dan keserakahan.
“Jadi, kalau besok ada razia, Bapak mau bilang apa sama Polisi? Saya bisa kutip ini on the record?” goda saya. “Ingat, Pak, fiksi hukum menganggap semua orang tahu undang-undang. Bapak nggak bisa bilang 'saya tidak tahu Pasal 303'.
Pak Mantir menepuk pundak saya.
Skakmat! Itu pledoi lisan terbaik yang pernah saya dengar. Tak ada yurisprudensi Mahkamah Agung yang bisa menandingi ketulusan seorang tetua yang hatinya remuk melihat tradisi luhur tercemar.
Saya menyeruput sisa kopi terakhir. Di Barito Timur, di teras ini, saya belajar bahwa batas antara ‘kearifan’ dan ‘pelanggaran’ terkadang setipis kulit bawang. Dan sayangnya, tak ada mata kuliah Jurnalistik atau Hukum yang mengajarkan cara menghukum niat baik yang salah jalan.
“Sudah, jangan bahas pasal terus. Kamu itu kayak jaksa yang salah masuk kantor berita,” tutup Pak Mantir sambil tertawa. “Ayo masuk, Bapak sudah siapkan kamar. Besok kita ke ladang.”
Malam itu, kartu pers dan KUHP saya lipat rapi, simpan dalam tas. Di sini, di rumah Pak Mantir, hukum yang berlaku adalah hukum kasih sayang dan kopi yang tak boleh dibiarkan dingin.
Artikel Terkait
Dukungan untuk Palestina Berkibar di Arena Wushu Turki
Wamen Sos Soroti Dua PR Besar Sekolah Rakyat: Gedung dan Nasib Lulusan
Analis Ramalkan 2026 sebagai Tahun Kegetiran di Bawah Pemerintahan Prabowo
Mardiansyah Sindir Roy Suryo: Riset Ijazah Jokowi Dinilai Mirip Propaganda Nazi