Muhammad Jazir ASP berpulang pada Senin pagi, ba'da Subuh. Ia menghembuskan napas terakhirnya di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Kepergiannya menyisakan duka yang dalam, terutama bagi warga sekitar Masjid Jogokariyan. Sebab, almarhum adalah sosok di balik tata kelola masjid itu, yang kini jadi rujukan bagi banyak pengelola masjid di tanah air.
Bagi Kyai Jazir, masjid bukan sekadar tempat salat. Ia terlibat langsung, mengelola dan membina jamaah dengan serius. Fokusnya jelas: menjadikan masjid sebagai ruang pendidikan sekaligus pemberdayaan umat.
Sejak pagi buta, jamaah sudah berdatangan. Mereka memadati Masjid Jogokariyan, tempat jenazah sang kyai disemayamkan sebelum dimakamkan.
Salat jenazah dimulai sekitar pukul tujuh pagi. Satu saf selesai, saf berikutnya langsung dibentuk. Begitu seterusnya, berulang kali tanpa henti hingga menjelang Dzuhur. Dua lantai masjid sesak. Jamaah membludak ke halaman, memenuhi badan jalan, bahkan memenuhi gang-gang sempit di permukiman sekitar. Suasana haru dan khidmat begitu terasa.
“Sejak pagi orang datang terus, tidak putus untuk mensalatkan almarhum,” ujar seorang relawan masjid.
Mendidik Umat dari Masjid
Penulis dan dai Salim A Fillah mengenang Kyai Jazir sebagai sosok yang membina umat secara langsung. Bukan cuma lewat ceramah, tapi lewat tindakan nyata di lapangan.
“Kami dididik dan diasuh beliau sejak tahun 2000 sampai sekarang. Dan kami merasakan betapa besar perhatian beliau kepada umat,” kenang Salim.
Baginya, Kyai Jazir konsisten mendorong agar masjid berfungsi sebagai pusat pendidikan dalam segala aspek kehidupan.
“Pesan terakhir yang kami dengar dari beliau satu: tetap masjid. Dan yang kedua, bagaimana masjid mendidik umat agar melek dalam semua aspek ekonomi, politik, sosial, budaya. Dari situlah peradaban terpadu dimulai,” tegasnya.
Prinsip itu diwujudkan dengan pengelolaan masjid yang aktif. Pembagian peran jamaah digalakkan, dan masjid tak sungkan turun tangan menyelesaikan persoalan sosial warga sekitar.
Semua itu dimulai dari pembinaan generasi muda. Kyai Jazir aktif mengkader pemuda dan remaja masjid, bahkan termasuk salah satu pendiri BKPRMI.
Artikel Terkait
Harapan dari Bogor: Kemenag Diminta Buktikan Janji Soal Perayaan Natal
Delapan Perusahaan di Sumut Masih Menanti Vonis Pidana Usai Bencana
Ancaman Bom Melalui Email Gegerkan Sepuluh SMA di Depok
Tiga Eks Dirut Bank DKI Diadili Atas Dugaan Kredit Fiktif Sritex Rp150 Miliar