Komentar Dewi Perssik soal Bencana Aceh: Maksud Menengahi atau Justru Memantik Badai?
Niatnya mungkin baik, ingin meredakan. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Penyanyi dangdut Dewi Perssik kembali jadi sorotan, kali ini karena komentarnya tentang penanganan bencana di Aceh yang dianggap banyak netizen tak pantas.
[Gambar: Dewi Perssik saat live TikTok]
Semuanya berawal dari sebuah sesi live TikTok yang tiba-tiba viral. Dalam video itu, Depe sapaan akrabnya terlihat sedang membicarakan soal banjir bandang yang melanda Aceh. Namun, yang bikin publik menyorot adalah caranya menyampaikan pesan. Alih-alih menenangkan, dia malah membandingkan.
Perbandingannya ditujukan pada dua lokasi bencana: Aceh dan Lumajang, Jawa Timur, tempat Gunung Semeru meletus. Menurut pengamatannya, Presiden Prabowo Subianto sudah tiga kali datang ke Aceh. Sementara untuk Lumajang? “Belum pernah sama sekali,” ujarnya.
Nah, dari situlah poin utamanya muncul. Karena sudah didatangi presiden berkali-kali, menurut Depe, korban di Aceh seharusnya tidak ‘berisik’. Kata ‘berisik’ inilah yang kemudian memicu gelombang kritik tajam di media sosial. Banyak yang menilai pernyataannya terasa menghina korban yang sedang berduka.
Lantas, apa sebenarnya yang ingin disampaikan Dewi Perssik? Mari kita simak kutipan lengkapnya dari akun Instagram pribadinya, Selasa lalu.
"Masih mending kamu didatengin Aceh sama presiden tiga kali, kami Lumajang Jember belum didatengin, tapi gak berisik. Ya, yang (bencana) Gunung Semeru."
Dia melanjutkan dengan nada yang agak kesal.
"Ya, setidaknya kalau misalkan gak ngasih bantuan secara energinya buat korban bencana, setidaknya donasi. Kalau gak punya duit, jarinya dipakai yang baik-baik bukan malah memecah belah rakyat. Fitnah presiden, ya, kasihan."
Artikel Terkait
Pramono Anung Terkejut: Setiap 25 Menit, Satu Nyawa Perempuan Melayang karena Kanker Serviks
Pilkada Lewat DPRD: Solusi Hemat atau Ancaman bagi Suara Rakyat?
Wamenkes Ingatkan: Vaksin HPV untuk Anak Kelas 5-6 SD Tetap Gratis
Cinta Sudan dan Luwu Resmi Bersatu di Bawah Rangkaian Adat