Ia lalu merinci pesan mengerikan yang tertulis di dalamnya, dalam bahasa Arab dan Swedia. Bunyinya kurang lebih, "Terima kasih atas kunjungan Anda (imigran), tetapi sudah waktunya pulang." Bagi al Halefi, ini bukan sekadar vandalisme, melainkan ancaman rasis langsung yang ditujukan kepada seluruh komunitas Muslim di sana. Penemuan ini tentu saja menebar kecemasan yang mendalam di antara jamaah.
Sayangnya, insiden ini bukan yang pertama. Menurut sejumlah saksi, ketegangan di Swedia memang sedang memanas belakangan ini. Rentetan aksi penodaan Al-Quran dalam beberapa tahun terakhir telah menciptakan atmosfer yang mencekam.
Di sisi lain, komunitas Muslim dan berbagai lembaga internasional sudah sering kali mengingatkan. Mereka memperingatkan bahwa kebencian terhadap Muslim tidak hanya mengakar di Swedia, tetapi juga merambak di kawasan Nordik yang lebih luas. Serangan di Masjid Stockholm ini seakan menjadi bukti kelam dari peringatan tersebut.
Artikel Terkait
Penggerak Masjid Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir ASP, Tutup Usia
Guru Besar UGM Sebut Rezim Zolim dan Abai Sains
Gempa dan Banjir Bandang Tiga Provinsi: Mengapa Bukan Bencana Nasional?
Malam Mencekam di Exit Tol Krapyak, 15 Nyawa Melayang dalam Bus Terguling