Di sebuah helipad di Karawang, Sabtu lalu, suasana upacara penutupan pelatihan bagi para jurnalis terasa cukup berbeda. Di situlah, pesan tertulis Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dibacakan. Intinya sederhana: ia ingin awak media lebih tangguh saat bertugas di lapangan.
Surat itu dibacakan oleh Marsyda Yusri Lubis, Staf Ahli Menhan Bidang Ekonomi, yang bertindak sebagai inspektur upacara. Menurut Sjafrie, penguasaan prosedur keselamatan dan kedaruratan adalah kunci. “Dengan itu, awak media akan lebih tangguh menghadapi dinamika lapangan,” begitu isi pesannya. Tujuannya jelas: menghasilkan karya jurnalistik yang bermutu, tapi keselamatan diri dan lingkungan sekitar juga harus jadi prioritas utama.
Pelatihan yang digelar Kementerian Pertahanan ini memang bukan sekadar teori. Para jurnalis diajak menyelami langsung materi-materi pelatihan militer yang praktis. Bayangkan, mereka belajar cara menyelamatkan diri saat kontak tembak terjadi. Tak cuma itu, ada juga pelatihan pertolongan pertama di lapangan, ilmu navigasi darat, bahkan teknik bertahan hidup jika terpisah dari rombongan. Semua dirancang untuk situasi ekstrem, mulai dari medan perang hingga lokasi bencana alam.
“Pembekalan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memberi perhatian serius pada keselamatan insan pers,” lanjut Menhan dalam suratnya. Ia menegaskan bahwa para jurnalis adalah bagian integral dari komponen bangsa.
Namun begitu, ada poin penting yang ditekankan. Melatih jurnalis secara militer sama sekali bukan berarti ‘menundukkan’ mereka atau mengatur pemberitaan. Justru sebaliknya. Kemhan berharap para wartawan punya standar kesiapan yang tepat dan jelas ketika harus meliput di daerah-daerah rawan. “Ini soal membekali, bukan mengendalikan,” kira-kira begitu semangatnya.
“Insan media yang kuat, terlatih, dan punya wawasan kebangsaan adalah aset strategis,” tegas Sjafrie. Menurutnya, mereka bisa turut memperkokoh ketahanan nasional.
Artikel Terkait
Menyelamatkan Jiwa di Tengah Puing: Pertolongan Pertama untuk Trauma Pasca Bencana
Prabowo Tegaskan Loyalitas Menteri Bukan untuk Dirinya, tapi untuk Rakyat
Diskusi Buku Reset Indonesia di Madiun Dibubarkan Paksa, Panitia Bingung
Polisi Selidiki Lokasi Eksekusi Mahasiswi UMM yang Ditemukan Tersangkut di Sungai