Perjalanan yang Ditentukan Langit
Awalnya, semua sudah kami atur dengan rapi. Akhir November 2025 itu, saya bersama pengurus pusat PMI bersiap membuka Musyawarah Provinsi di Takengon, Aceh Tengah. Rencana matang, tapi ternyata skenario terbaik hanyalah milik kita. Takdir, itu urusannya Yang Maha Kuasa.
Baru saja mendarat di Banda Aceh, alam sudah menunjukkan wajahnya. Langit gelap gulita, seolah tak ada habisnya menuangkan air. Perjalanan kami pun terpaksa berhenti. Banjir di mana-mana, pohon-pohon tumbang menutupi jalan, disusul retakan aspal dan tanah longsor. Situasinya benar-benar di luar perkiraan.
Namun begitu, acara tetap berjalan. Justru perjalanan pulangnyalah yang jadi ujian sesungguhnya. Dalam perjalanan kembali dari Takengon menuju Banda Aceh, kami terperangkap di Bireuen. Tak cuma sehari, tapi hampir 36 jam lamanya. Bayangkan: listrik padam, sinyal telepon hilang sama sekali. Yang terdengar hanya derasnya hujan dan suara air yang kian lama kian meninggi.
Artikel Terkait
Tim KPK Usut Dugaan Korupsi Kuota Haji, Periksa Lokasi di Mina
Di Balik Gerobak Bakso Pangandaran: Kisah Nelayan yang Bertahan di Tepian
Bupati Lampung Tengah Tersandung Suap Rp5,7 Miliar untuk Bayar Utang Kampanye
Suharti Buka Suara: Data Pendidikan Masih Banyak PR Meski 71,9% Dinilai Baik