Warga Aceh Bentak Bahlil: Mana Lampu Hidup?

- Sabtu, 13 Desember 2025 | 14:00 WIB
Warga Aceh Bentak Bahlil: Mana Lampu Hidup?

Klaim Menteri ESDM Bahlil Lahaladia soal pemulihan listrik di Aceh yang katanya sudah 93 persen, bahkan 97 persen, ternyata berbuah protes keras. Warga yang masih bergelap gulita langsung menyuarakan kekecewaan mereka.

Bahlil melaporkan angka-angka itu ke Presiden Prabowo awal Desember lalu. Tapi di lapangan, ceritanya jauh berbeda. Di 18 kabupaten dan kota yang dilanda banjir dan longsor, gelap masih mendominasi. Listrik? Masih banyak yang mati total.

Ketegangan ini akhirnya meledak saat Bahlil mendampingi Presiden berkunjung ke Aceh Tamiang, Jumat (12/12). Warga yang kesal tak sungkan menyambutnya dengan teriakan.

Suara itu terdengar lantang, menggambarkan betapa frustasinya mereka. Bahkan, sumpah serapah pun sempat terlontar. Di tengah sorakan itu, Bahlil memilih diam. Dia tetap fokus mendampingi Prabowo, tanpa membalas satu kata pun.

Sebenarnya, beberapa hari sebelumnya, sang menteri sudah meminta maaf. Dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (9/12), dia mengakui ada hal-hal di lapangan yang tak terduga.

Dia berjanji akan menggunakan semua sumber daya negara untuk percepatan pemulihan. Tapi, permintaan maaf itu rupanya belum cukup meredam amarah warga yang merasakan langsung kegelapan.

Di sisi lain, Dirut PLN Darmawan Prasodjo mencoba menjelaskan kompleksitas masalahnya. Kerusakannya masif. Enam tower transmisi antara Bireuen dan Pembangkit Arun roboh. Sungai yang biasa selebar 80 meter melebar jadi 300-400 meter, menghanyutkan tiang dan kabel.

Perbaikan pun jadi operasi besar-besaran. Material tower yang bobotnya 35 ton harus diangkut pakai helikopter. Butuh bantuan TNI AD dan AU. Mereka sempat optimis, bahkan melaporkan kemajuan ke level 93 persen. Namun, ternyata tantangan teknis di lapangan jauh lebih berat dari perkiraan.


Halaman:

Komentar