Pesan di Layar Ponsel yang Mengguncang Rumah Tangga Fitrah

- Kamis, 11 Desember 2025 | 06:06 WIB
Pesan di Layar Ponsel yang Mengguncang Rumah Tangga Fitrah

Anak-anak yang polos pun merasakan ketegangan ini. Arjuna sering mendekat dengan mata berkaca-kaca.

"Ayah sama Ibu kenapa? Ibu nggak mau senyum lagi," tanyanya polos.

Pertanyaan itu seperti sanksi sosial bagi Fitrah, membuat hatinya semakin remuk.

Puncaknya, saat ia melihat Arjuna dan Kinara tertawa riang di taman belakang. Di tawa polos mereka, di kebahagiaan murni itu, Fitrah tersadar. Ia melihat masa depan yang bisa hancur kehancuran yang ia sebabkan sendiri jika terus melanjutkan hubungan terlarang itu.

Tidak ada Syakira, tidak ada alasan pekerjaan investigasi apapun, yang bisa menggantikan cinta Arine dan anak-anaknya. Itu adalah skakmat. Skakmat untuk egoisnya sendiri.

Akhirnya, Fitrah memutuskan untuk insaf. Dengan hati hancur, ia menemui Syakira untuk terakhir kalinya. Ia jelaskan bahwa ia harus kembali ke keluarganya, ke jalan yang benar.

Syakira, meski terluka, mengerti. Fitrah juga memastikan bantuan untuk Syakira dan anak-anaknya tetap berjalan, tapi melalui jalur resmi lewat dinas sosial, misalnya. Bukan lagi melalui hubungan terlarang yang melanggar semua kepatutan.

Fitrah pulang ke rumah dengan langkah berat. Ia berlutut di hadapan Arine, memeluk kaki istrinya sambil tangisnya tak terbendung.

"Aku bersalah, Arine. Aku khilaf. Aku janji, demi Tuhan, aku akan perbaiki semuanya. Aku cinta kamu, aku cinta anak-anak kita lebih dari apapun," isaknya.

Arine menatapnya lama. Hatinya masih terluka parah. Tapi ia melihat ketulusan yang mendalam di mata Fitrah. Penyesalan yang membara. Dengan hati berat dan air mata yang masih mengalir, Arine mengangguk. Dia beri kesempatan kedua.

"Aku akan coba memaafkanmu, Fit," jawab Arine lirih. "Demi anak-anak kita. Tapi tolong... jangan hancurkan kepercayaan ini lagi. Itu harta paling berharga yang kita punya."

Sejak saat itu, Fitrah benar-benar berubah. Ia fokus pada keluarga, menghindari godaan, membangun kembali kepercayaan yang sempat hancur. Perlahan tapi pasti. Hubungan mereka membaik. Mereka belajar terbuka, berkomunikasi, berusaha membangun fondasi yang lebih kuat.

Aroma tinta di markas Kabar Kilat pun terasa berbeda sekarang. Seperti aroma kehidupan baru yang penuh makna. Fitrah Nusantara, sang wartawan yang pernah tersesat, akhirnya kembali ke jalan yang benar. Kali ini, dengan kebijaksanaan ekstra dan tekad bulat untuk menjaga keutuhan keluarganya cinta sejati yang justru ia temukan di UGD rumah tangganya sendiri.


Halaman:

Komentar