Maksudnya? Dunia Islam, dalam pandangannya, harus menawarkan sesuatu. Yakni sebuah peradaban alternatif yang berorientasi pada jalan tengah. Peradaban yang mengedepankan perdamaian, inklusivitas, dan tentu saja kerukunan.
Di sisi lain, Din melihat langkah konkret yang baru saja diambil Liga Muslim Dunia. Pekan sebelumnya, mereka meluncurkan platform internet bernama Minhaj. Din menilai ini sebagai langkah strategis yang tepat.
Platform itu bisa jadi sarana penting. Fungsinya untuk mengarusutamakan wajah Islam yang damai, adil, dan progresif.
Mengakhiri sambutannya, Din Syamsuddin berkomentar singkat tentang platform tersebut.
“Walau terlambat, namun lebih baik daripada tidak sama sekali,” ujarnya.
Pernyataan itu sekaligus menutup apresiasinya. Sebuah apresiasi yang melihat Liga Muslim Dunia bukan hanya sebagai pemersatu, tapi juga pembangkit peradaban Islam di tengah tantangan zaman.
Artikel Terkait
Dua Pencuri Motor Diamankan, Senjata Api Rakitan dan 30 TKP Terungkap
Bahlil Buka Suara soal Bencana Sumatra: Ini Hujannya yang Tinggi
Pramono Anung Larang Konsumsi Anjing dan Kucing di Jakarta
Pergub DKI Resmi Larang Konsumsi Anjing dan Kucing, Satpol PP Turun Tangan