Minggu pagi itu, Reno sudah bekerja. Di titik longsor Nagari Palembayan, Kabupaten Agam, anjing K9 berusia delapan tahun lebih itu menyusuri puing dan tanah yang amblas, berusaha menangkap bau kehidupan. Ia mencari korban yang masih hilang. Tugasnya berat, medannya kacau. Namun begitu, ia terus bekerja.
Lalu, sekitar pukul setengah satu siang, sesuatu terjadi. Di tengah penyisiran, Reno mendadak lemas dan tumbang. Ia tak lagi bisa berdiri.
"Sekitar pukul 12.30 WIB, di tengah penyisiran, Reno mendadak lemas dan tumbang,"
Demikian keterangan yang diunggah akun Instagram Baharkam Polri, Kamis kemarin. Tim langsung bergerak cepat. Reno dievakuasi ke klinik hewan terdekat. Sayangnya, upaya medis yang dilakukan tak cukup. Anjing pelacak dari Polda Riau itu akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.
Ia gugur dalam tugas kemanusiaan.
Menanggapi kejadian ini, Polda Riau pun memberikan penghormatan terakhir. Reno dimakamkan secara kedinasan, sebuah bentuk apresiasi atas pengabdian panjangnya. Bagi institusi, ia bukan sekadar hewan. Ia adalah satwa operasional yang berdiri di garda terdepan, menjalankan misi-misi yang sarat dengan harapan.
Artikel Terkait
Dewas KPK Panggil JPU, Tersandung Lambannya Bobby Nasution Diperiksa
Titiek Soeharto Geram, Desak Menteri Kehutanan Usut Penebangan Liar Pasca-Banjir
Aktivis Lingkungan Tuntut Mundur Menteri, Sebut Banjir Sumatera Bukan Sekadar Bencana Alam
Tangis Ibu di Pemakaman Alvaro, Korban Penculikan yang Akhirnya Ditemukan Setelah Delapan Bulan