Kabut pagi masih menyelimuti Surakarta saat sekelompok perempuan penenun batirta sudah berkumpul di balai pertemuan. Jemari mereka lincah menari-nari di atas kain mori, tapi ada sesuatu yang berbeda hari ini. Di sela gemericik malam dan wajan, ponsel pintar tergeletak di samping masing-masing mereka. Layarnya masih menyala aplikasi perbankan digital terbuka.
"Dulu, dapat pesanan besar pun kami waswas," ujar Sari, perajin batirta berusia 34 tahun itu. Matanya berbinar saat bercerita. "Modal tak cukup, terpaksa pinjam ke rentenir. Sekarang? Lewat aplikasi Amartha, pinjaman cair dalam hitungan jam. Bunganya jauh lebih ringan. Pembayaran dari pelanggan juga langsung masuk ke rekening digital."
Perempuan-perempuan seperti Sari inilah yang menjadi bukti nyata transformasi ekonomi mikro Indonesia. Mereka adalah alasan kuat di balik kunjungan Ratu Máxima dari Belanda sang Penasihat Khusus Sekjen PBB untuk Kesehatan Finansial ke Indonesia akhir November ini.
Kedatangannya pada 24-27 November 2025 bukan sekadar kunjungan kenegaraan biasa. Ini adalah misi untuk menyelami denyut nadi inklusi keuangan di tingkat paling dasar.
Di sebuah pabrik garmen di Solo, Ratu Máxima menyaksikan langsung revolusi kecil yang terjadi. Program Reimagining Industries to Support Equality (RISE) yang didukung merek pashion internasional tak hanya mengenalkan sistem gaji elektronik. Lebih dari itu, program ini memberikan pelatihan pengelolaan anggaran dan menabung yang praktis.
"Dulu gaji dibayar tunai, mudah habis tanpa terasa," tutur seorang pekerja yang enggan disebut namanya. "Sekarang, sebagian langsung kami tabung lewat aplikasi. Ada rasa aman yang berbeda."
Sementara itu, di ruang workshop batirta, terjadi dialog hangat antara Ratu dan para pengusaha perempuan. Mereka bercerita bagaimana platform digital Amartha tidak sekadar memberikan akses pinjaman, tapi juga membuka peluang investasi kecil-kecilan dan perbankan online. Pelatihan keterampilan finansial dan digital menjadi senjata ampuh menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Agenda di Jakarta tak kalah padat. Ratu Máxima memimpin diskusi meja bundar dengan organisasi pembangunan di kantor PBB. Kunjungannya ke International Finance Corporation menyoroti pengembangan layanan kredit yang tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tapi juga kesehatan finansial masyarakat.
Artikel Terkait
Bandara Tanpa Izin di Morowali Buka Suara, TNI Dikerahkan ke Kawasan Tambang
Mendikdasmen Soroti Beban Berat Guru: Mereka Bukan Sekadar Pengajar
Trump Coret Tiga Cabang Ikhwanul Muslimin dari Daftar Organisasi
KRL Rangkasbitung Terganggu, Lintasan Palmerah-Kebayoran Sempat Lumpuh