Bagi Beijing, posisi mereka jelas: Taiwan adalah bagian dari wilayah China. Mereka tak segan untuk menggunakan paksa jika diperlukan dan sangat menentang campur tangan negara manapun, terutama Amerika Serikat yang selama ini menjadi pemasok utama senjata bagi Taiwan.
Meski demikian, Takaichi bersikukuh dengan pendiriannya. Ia menolak menarik pernyataannya, meski berjanji akan menghindari membicarakan skenario spesifik ke depannya.
Dialog yang Terhenti di KTT G20
Ketegangan ini ternyata berimbas langsung di tataran diplomasi. Dalam KTT G20 di Afrika Selatan baru-baru ini, Takaichi dan Perdana Menteri China Li Qiang bahkan tidak saling bertemu atau bertegur sapa.
Usai menghadiri KTT G20 perdananya, Takaichi mengakui kepada para wartawan bahwa belum ada pertemuan yang diatur dengan Li Qiang. Namun begitu, ia mencoba melontarkan nada terbuka.
katanya, seperti dilaporkan Kantor Berita Kyodo. Ia mengakui adanya kekhawatiran dan isu antara kedua negara.
tutup Takaichi, menegaskan posisinya yang tetap vokal meski menginginkan komunikasi.
Artikel Terkait
Wali Kota dan Gubernur Turun Langsung, Intip Wajah Baru Ikon Palembang
Guru di Ujung Talaud: Gaji Susut, Komputer Pinjam, Semangat Tak Pernah Luntur
Pigai dan Pejabat Kamboja Bahas Nasib Pekerja Migran di Phnom Penh
Gencatan Gaza Retak, Korban Sipil Berjatuhan di Bawah Janji Damai