Lebih jauh, Dewan memperingatkan bahwa ancaman terhadap Syekh Shabri juga bisa dibaca sebagai "seruan eksplisit untuk membunuhnya". Mereka menyinggung bahaya dari sikap diam dunia internasional dan negara-negara Muslim.
Kecaman Internasional: "Upaya Mematahkan Semangat Kebenaran"
Dr. Ali al-Qaradaghi, Sekretaris Jenderal Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional, melihat persidangan ini lebih dari sekadar kontroversi hukum. Ini adalah serangan terhadap kebebasan beragama dan suara kebenaran.
“Pendudukan Israel berusaha mengubah lanskap keagamaan di Yerusalem sesuai standar mereka sendiri,” ujarnya.
Ia menegaskan, menarget ulama adalah strategi politik. Tujuannya tiga: melemahkan fungsi ilmu pengetahuan, memutus kesadaran keagamaan masyarakat, dan menciptakan iklim takut agar tak ada lagi yang berani melawan pendudukan.
Jurnalis Khadija Ben Gana menyebut persidangan ini "peristiwa berbahaya dan belum pernah terjadi sebelumnya". Menyasar ulama seterkenal Syekh Shabri yang sudah berkhotbah di Al-Aqsa lebih dari lima dekade adalah upaya terang-terangan menghapus identitas keagamaan Yerusalem.
Melampaui Hukum: Serangan Politik yang Mengancam Kebebasan Beragama
Apa yang menimpa Syekh Ikrima Sabri menunjukkan pergeseran berbahaya dalam kebijakan Israel. Hukum dijadikan senjata untuk membungkam suara-suara pembela Al-Aqsha dan identitas Palestina.
Ini bukan kasus tunggal. Ia adalah bagian dari sistem penindasan yang lebih luas: pembatasan ibadah, penargetan tokoh agama, hingga upaya mengubah status quo Al-Aqsha.
Di lapangan, ribuan warga Yerusalem dan Gaza masih hidup di bawah pendudukan, menghadapi kekerasan, pengusiran, dan sulitnya akses ke tempat suci. Di tengah semua itu, suara seperti Syekh Shabri jadi harapan terakhir mempertahankan identitas religius dan kultural Palestina.
Titik Kritis bagi Dunia Islam dan Komunitas Internasional
Kasus ini membawa pesan jelas: pendudukan Israel sedang menguji batas kesabaran dunia. Diamnya komunitas internasional hanya akan memperkuat praktik represif yang menggerus hak-hak keagamaan dan kebebasan berekspresi di Yerusalem.
Komunitas Palestina dan dunia Muslim kini ada di titik kritis. Jika tindakan terhadap ulama seperti Syekh Ikrima Shabri dibiarkan tanpa tekanan global, dampaknya akan panjang: otoritas keagamaan melemah, tokoh kebenaran dibungkam, dan identitas Yerusalem jantung spiritual umat Islam berabad-abad pelan-pelan berubah.
Artikel Terkait
Tilang Anjlok 86%, Operasi Zebra DIY Beralih ke Pendekatan Humanis
Gus Zulfa Diusulkan Jadi Penjabat Ketum PBNU, Ini Enam Alasannya
Departemen Elon Musk Bubar Dini, Kontroversi Transparansi dan PHK Massal Terkuak
Tragedi di Canggu: Backpacker Tewas, Enam Turis Lainnya Keracunan di Hostel Bali