Di sisi lain, Eri tak menampik bahwa peran serta masyarakat sangat krusial. Pemerintah sudah mengeluarkan aturan, dalam hal ini Perwali yang membatasi tas kresek. Tapi, tanpa dukungan warga, semuanya percuma.
“Kalau pemerintah itu mengeluarkan larangan penggunaan kantong plastik, tas-tas kresek plastik, kalau warga masih tetap memakai plastik ya sama saja. Untuk itu, dibutuhkan kesadaran warga. Saya berharap, warga Surabaya bisa menjaga bukan hanya untuk saat ini tapi juga untuk masa depan,”
kata Eri.
Ia mendorong warga untuk berani bertindak jika melihat pelanggaran di sekitarnya. Entah itu pembakaran sampah atau pemakaian kantong plastik yang berlebihan.
“Kalau ada yang bakar sampah, ya tegur, matikan (apinya). Begitu pula, jika ada yang membawa kantong plastik, ya diingatkan. Apabila kita berani mengingatkan dan melarang. InsyaAllah anak cucu kita bisa tetap sehat di masa yang akan datang,”
tandasnya penuh keyakinan.
Sebelumnya, Pemkot Surabaya lewat Dinas Lingkungan Hidup sebenarnya sudah melakukan sejumlah langkah pencegahan. Mulai dari menindak warga yang kedapatan membakar sampah sembarangan, sampai melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai. Upaya ini diharapkan bisa meminimalisir risiko pencemaran mikroplastik yang kian mengancam.
Artikel Terkait
Kisah Haru Hafithar, Bocah 8 Tahun yang Tumpang Tinggal Demi Sekolah
Rocky Gerung Bongkar Prahara NU: Reshuffle Kabinet Mengintai di Balik Konflik Internal
Kakek Syok, Ayah Tiri Jadi Tersangka di Balik Hilangnya Alvaro
Ibu Kota Perkuat Pasokan Air Bersih dengan Instalasi Pengolahan Berteknologi Tinggi