Belum lagi beban administratif yang mencekik. Alih-alih fokus mengajar, guru justru sibuk mengisi berlembar-lembar laporan. Waktu untuk berkreasi di kelas pun tergerus.
Mungkin kita perlu mendengarkan lagi nasihat para pendahulu.
Itu pesan Ki Hajar Dewantara yang tetap relevan hingga kini.
Pemikiran serupa juga datang dari ulama besar. Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin menulis bahwa ilmu tanpa akhlak hanya akan melahirkan kerusakan dan kebangkrutan moral. Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah menekankan bahwa pendidikan harus membangun peradaban. Tanpa moral, ilmu tidak akan membawa manfaat, malah mendatangkan kehancuran.
KH. Hasyim Asy’ari punya penekanan kuat pada adab sebagai fondasi. Tanpa adab, ilmu takkan berkah. Buya Hamka dengan tegas menyatakan, “Ilmu yang tidak bertali kepada iman adalah ibarat api yang akan membakar pemiliknya.”
Sementara itu, Haji Agus Salim dulu mengkritik pedas pendidikan kolonial yang hanya mencetak pegawai, bukan manusia merdeka. Kritik itu ternyata masih pas untuk menggambarkan kekhawatiran kita sekarang: jangan-jangan sekolah hari ini cuma menghasilkan buruh untuk industri.
Kita Tersesat, Kehilangan Arah
Jika menengok sejarah, Indonesia sebenarnya punya modal besar. Ada pendidikan karakter yang kuat lewat pesantren, dan visi kebangsaan yang idealis ala Ki Hajar Dewantara. Tapi realitas hari ini menunjukkan krisis ganda: kualitas jeblok, akhlak pun terancam.
Kita tidak kekurangan kurikulum. Yang kita butuhkan adalah arah yang jelas. Para ahli menyebutnya learning crisis. Para ulama bicara tentang krisis moral.
Jadi, jalan keluarnya apa? Mungkin kita harus kembali ke dua pilar utama: ilmu dan akhlak, sains dan iman, kemajuan teknologi dan kekuatan moral. Intinya, pendidikan di Indonesia harus mampu menciptakan manusia yang shalih, cerdas, dan kreatif. Wallahu alimun hakim.
Direktur Forum Studi Sosial Politik
Artikel Terkait
Bila Soeharto Kembali: Stabilitas dan Tangan Besi untuk Ekonomi yang Carut-Marut
Oknum Polisi Penderita Skizofrenia Aniaya Pengendara di Medan
Pendekatan Personal Gubernur Pramono Anung Bikin Tawuran Jakarta Anjlok
Truk Besar Dilarang Melintas, Warga Cilincing Lega