Di Balai Kota Jakarta, Kamis (20/11) lalu, suasana tampak sibuk. Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menerima kunjungan Dony Oskaria, sang Chief Operating Officer (COO) Danantara. Pertemuan itu tak berlangsung lama, tapi cukup untuk membahas satu hal penting: kelanjutan revitalisasi Kawasan Kota Tua.
"Kita harus segera memulai renovasi untuk Kota Tua," ujar Pramono kepada para wartawan yang menunggu. Gayanya tegas, penuh keyakinan.
Menurutnya, saat ini sedang disusun roadmap atau peta jalan untuk kawasan bersejarah itu. Targetnya cukup jelas: revitalisasi harus segera dimulai agar bisa tuntas pada 2027. Namun begitu, ia juga menyisipkan harapan yang lebih jauh. "Mudah-mudahan dengan Monas yang sudah beroperasi penuh, ditambah MRT tahun 2027, Kota Tua bisa ikut rampung sekitar 2029," tambahnya. Rencana perbaikan, tegasnya, harus digarap dari sekarang.
Di sisi lain, ada visi besar di balik proyek ini. Pramono berharap Kota Tua nantinya tak sekadar jadi tempat wisata biasa. "Kami ingin kawasan ini betul-betul diperbaiki dan diubah menjadi TOD—Transit Oriented Development—yang baru bagi Jakarta," lanjutnya. Gagasan TOD ini bukan hal mendadak. Sebelumnya, Pramono memang sudah menggagas transformasi Kota Tua menjadi kawasan terintegrasi transportasi.
Salah satu rencana besarnya? Memindahkan aktivitas kampus Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dari Cikini ke Kota Tua. Usulan ini bahkan sudah diajukan ke pemerintah pusat, yang nantinya akan bergabung dalam satuan tugas khusus. Task force revitalisasi ini rencananya akan melibatkan BPI Danantara, Kemenparekraf, dan KemenPPPA. Sebuah kolaborasi yang diharapkan bisa menghidupkan kembali denyut nadi kawasan tua ibukota.
Artikel Terkait
Video Pengeroyolan Siswa di Losarang Diklaim Sekolah Hanya Kelewat Batas
21 Tahun Jadi Budak di Negeri Jiran, Tangis Ibu Ini Pecah Saat Jumpa Virtual dengan Cucu
41 Dapur MBG di Bawah Kendali Putri Wakil DPRD Sulsel, Muncul Tanda Tanya
Kobaran Api Ganggu Perundingan Alot di KTT Iklim Brasil