Revolusi AI Dimulai dari Sydney: Pusat Data Groq Tawarkan Kecepatan dan Kedaulatan Data untuk Asia-Pasifik
Sebuah terobosan dalam dunia kecerdasan buatan sedang terjadi dari Sydney, Australia. Sebuah pusat data baru yang ditenagai oleh teknologi Groq resmi beroperasi, menawarkan kecepatan inferensi AI yang belum pernah terjadi sebelumnya dan jaminan kedaulatan data bagi perusahaan-perusahaan di kawasan Asia-Pasifik.
Demonstrasi Langsung yang Mengubah Persepsi
Jonathan Ross, pendiri Groq, dengan santai memerintahkan asisten AI-nya untuk menyusun rencana perjalanan sehari di Sydney. Ia kemudian meminta serangkaian perubahan kompleks - menambah kolom durasi, menghilangkan waktu akhir, mengganti lokasi ke Melbourne, lalu kembali ke Sydney. Setiap permintaan ditanggapi dalam sekejap, hampir tanpa jeda, menunjukkan fluiditas yang membuat audiens yang terdiri dari pemimpin industri dan pemerintah terdiam.
LPU: Jantung Revolusi Inferensi AI
Revolusi ini digerakkan oleh LPU (Language Processing Unit), prosesor khusus yang menjadi jantung sistem inferensi AI Groq. Fasilitas berdaya 4,5 megawatt di pusat data Equinix Sydney ini diklaim sebagai salah satu infrastruktur AI inferensi terbesar dan tercepat di Australia.
Dari AI "Dial-up" ke "Broadband"
Ross membuat analogi yang gamblang: teknologi GPU konvensional ibarat era "dial-up" AI yang lambat dan tersendat, sementara yang ditawarkan Groq adalah "broadband" AI. Kecepatan yang ditawarkan bukan hanya sedikit lebih cepat, melainkan hingga lima kali lipat lebih cepat dengan biaya lebih rendah dibandingkan GPU dan layanan cloud hyperscaler.
Dalam demonstrasi perbandingan langsung, sistem berbasis GPU membutuhkan waktu lebih dari satu setengah menit untuk menyelesaikan tugas yang sama yang dapat diselesaikan sistem Groq dalam hitungan detik. "Waktu iterasi yang lebih cepat berarti Anda dapat membuat keputusan yang lebih baik," jelas Victor Badjanov, Eksekutif Transformasi AI dari Quantium.
Jawaban atas Kekhawatiran Tenaga Kerja
Di tengah euforia kemajuan AI, Ross justru menyentuh kekhawatiran utama tentang pengambilalihan pekerjaan manusia. Dengan logika yang mengejutkan, ia membalik narasi tersebut. "AI justru akan menciptakan kelangkaan tenaga kerja yang besar," ujarnya.
Artikel Terkait
Anak 6 Tahun Hilang 9 Hari di Minahasa Ditemukan Selamat, Begini Kronologinya
PET Scan di RS Kemenkes Surabaya: Biaya, BPJS, dan Teknologi Terbaru 2025
Restrukturisasi Utang Kereta Cepat Whoosh: KCIC Serahkan Keputusan ke Danantara
BPJS Kesehatan Wajib Tanggung Biaya PA Lab Miom: Kisah Tari & RS Zahira