Budaya Diam dan Hierarki Tersembunyi di Lingkungan Sekolah
Masalah perundungan di sekolah sering kali hanya dilihat dari sisi pelaku dan korban. Padahal, akar persoalan yang sesungguhnya terletak pada budaya diam yang secara tidak sadar terus dipelihara oleh sistem. Diam ini bukan berarti tidak ada suara, melainkan sebuah kesepakatan diam-diam yang melindungi struktur kekuasaan, mengukuhkan tatanan yang timpang, dan menormalisasi luka psikologis.
Habituasi Kekuasaan: Ketika Ketidakadilan Menjadi Kebiasaan
Di banyak institusi pendidikan, terutama yang memiliki sejarah panjang dan ikatan identitas kuat, posisi sosial siswa sering kali tidak netral. Faktor seperti nama keluarga, latar belakang ekonomi, atau prestise tertentu dapat menentukan seberapa besar ruang yang mereka dapatkan untuk bersuara.
Kondisi ini melahirkan apa yang disebut sebagai habituasi kekuasaan. Sebuah proses di mana relasi kuasa dipraktikkan, diterima, dan direproduksi dalam interaksi sehari-hari hingga dianggap sebagai hal yang wajar. Kekuasaan tidak selalu tampak dalam bentuk ancaman langsung, tetapi tersembunyi dalam kebiasaan sederhana: siapa yang lebih didengar, siapa yang diabaikan, dan siapa yang selalu diminta untuk menerima keadaan.
Artikel Terkait
Roy Suryo Nyaris Ditahan Polda Metro Jaya: Kronologi & Fakta Kasus Ijazah
Hubungan Negara dan Umat Islam di Era Orde Baru: Dari Represi ke Akomodasi
Fraksi Demokrat Kecam Keras Khoirudin: Gaya Pimpinan DPRD DKI Dinilai Arogan dan Otoriter
Putusan MK: Polisi Aktif DILARANG Isi Jabatan Sipil, Ini Dampaknya