Kematian Harimau Sumatera Bakas: Evaluasi Mendesak untuk Konservasi Satwa Indonesia
Forum HarimauKita menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kematian harimau Sumatera jantan bernama Bakas di Lembaga Konservasi Lembah Hijau Lampung. Peristiwa yang terjadi pada 7 November 2025 ini menyoroti masalah serius dalam tata kelola translokasi satwa liar di Indonesia.
Pelajaran Berharga dari Kematian Bakas
Iding Achmad Haidir, Ketua Forum HarimauKita, menegaskan bahwa kematian Bakas harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak yang terlibat dalam penanganan dan translokasi satwa liar. Hilangnya satu individu harimau liar merupakan pukulan berat bagi upaya konservasi Indonesia, mengingat populasi spesies ini terus mengalami penurunan yang mengkhawatirkan.
Pentingnya Kesejahteraan Satwa dalam Translokasi
Harimau Sumatera dikenal sebagai satwa dengan sifat elusif yang cenderung menghindari interaksi dengan manusia. Oleh karena itu, setiap proses pemindahan satwa harus menerapkan prinsip kesejahteraan satwa secara ketat, termasuk meminimalkan kebisingan dan kontak visual dengan manusia. Menurut Haidir, harimau harus bebas dari rasa takut dan tekanan, baik dari sesama harimau jantan maupun dari kehadiran manusia di sekitarnya.
Stres Ekstrem sebagai Penyebab Kematian
Forum HarimauKita menyoroti kejanggalan dalam proses pemindahan Bakas dari Pusat Penyelamatan Satwa Lampung ke Lembah Hijau Lampung. Meskipun BKSDA Bengkulu menyebutkan kematian Bakas akibat "menabrakkan diri" ke dinding kandang, Forum menilai istilah ini tidak tepat. Perilaku menabrak kandang sebenarnya merupakan reaksi stres ekstrem terhadap gangguan di lingkungan sekitarnya.
Artikel Terkait
Persaingan AS vs China: Perang Teknologi AI, Energi, dan Logam Tanah Jarang
Wagub Kalbar Peringatkan Perusahaan Soal Kontrak Kerja & Sanksi Pelanggaran UU Ketenagakerjaan
Balai Rakyat Jakarta: Ruang Kreatif Gratis untuk Pemuda dan Karang Taruna
Dana Otsus Papua Naik Jadi 6%? Ini Analisis Usulan dan Perbandingannya dengan Aceh