Sementara itu, bahan pokok seperti tepung, beras, susu, daging, dan ayam tetap sangat langka. Kelangkaan bahan bakar juga terus melumpuhkan operasional rumah sakit dan produksi roti, yang menjadi sumber makanan utama.
Kesaksian Warga: Antrean Panjang dan Kelaparan
Di Gaza City, warga harus mengantre berjam-jam hanya untuk mendapatkan sepotong roti. Abu Bilal al-Sheikh Khalil, seorang warga yang tinggal di tempat pengungsian, mengungkapkan kekecewaannya atas isi pasar yang tidak berguna bagi keluarganya.
"Kami butuh makanan sungguhan, bukan mi instan dan cokelat. Sudah delapan bulan kami tidak makan ayam atau ikan," ujarnya, menggambarkan betapa sulitnya memenuhi kebutuhan gizi dasar.
Ancaman Malnutrisi dan Kerusakan Generasi
Ahli gizi Mohammed al-Shukri memperingatkan bahwa pasar Gaza kini dibanjiri makanan tinggi gula dan stimulan, sementara makanan bergizi seperti susu dan telur justru dilarang masuk. Ia menyebut kondisi ini sebagai upaya sistematis untuk menghancurkan kehidupan manusia.
"Malnutrisi tetap merajalela, terutama pada anak-anak dan lansia," tegas al-Shukri. Situasi ini tidak hanya mengancam nyawa tetapi juga masa depan generasi muda Gaza yang tumbuh dalam kondisi kekurangan gizi kronis.
Artikel Terkait
Ramalan Kiamat Desember Batal, Nabi Ghana Kini Perintahkan Perluasan Bahtera
Pigai Tegaskan: Kemenangan di Dewan HAM PBB Dibuktikan dengan Kerja Nyata, Bukan Buzzer
Kontroversi Bonnie Blue Kembali Bergulir: Ditangkap di Inggris, Dikaitkan dengan Aksi Melecehkan Bendera Indonesia
Bahasa Ibrani Picu Amuk, Turis Israel Kehilangan Mata di Siprus