Dikutip dari Al Jazeera, pejabat setempat menyatakan bahwa sebelum Israel menyerang fasilitas nuklir Iran pada 13 Juni, sebagian besar uranium Iran yang paling tinggi tingkat pengayaannya disimpan di bawah tanah di Isfahan.
Natanz
Sementara itu situs nuklir di Natanz juga terdampak serangan AS.
“Pabrik pengayaan bahan bakar kembali terkena serangan, dan AS mengonfirmasi bahwa mereka menggunakan amunisi penembus tanah,” kata Grossi.
Grossi mengungkapkan, Iran telah memberi tahu IAEA bahwa tidak ada peningkatan tingkat radiasi di luar lokasi pada ketiga situs tersebut.
Grossi juga mengatakan, ia telah menjadwalkan sesi khusus Dewan Gubernur IAEA pada hari Senin di Wina.
Tidak Ada Kontaminasi Radiasi
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Iran menyatakan, tidak ada kontaminasi radiasi pada korban yang dirawat setelah serangan AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran.
Orang-orang yang sedang dirawat akibat luka-luka tidak “menunjukkan tanda-tanda kontaminasi radioaktif,” ungkap pernyataan resmi Kementerian Kesehatan Iran pada hari Minggu.
“Selama bertahun-tahun, Kementerian Kesehatan telah mendirikan pusat-pusat darurat nuklir di fasilitas medis terdekat dengan pusat-pusat nuklir,” tulis juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Hossein Kermanpour, dalam sebuah unggahan di X.
“Syukurlah, tidak ada dari korban yang dibawa ke fasilitas-fasilitas tersebut setelah pengeboman AS yang menunjukkan tanda-tanda kontaminasi radiasi.
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
Trump Siap Tawarkan Jet F-35 dalam Pertemuan Bersejarah dengan Putra Mahkota Saudi
MBS Terima Surat Rahasia Iran Sebelum Bertemu Trump: Apa Isi dan Maksudnya?
Ancaman Operasi Militer AS ke Venezuela: Maduro Peringatkan Gaza Baru di Amerika Selatan
Pemain Sepak Bola Israel Ditangkap Diduga Rudapaksa Turis AS, Netizen Geram!