Mengutip AFP, Rabu (3/7/2024), laporan kepolisian menyebut ada lebih dari 250 ribu orang yang menghadiri festival keagamaan yang digelar pada Selasa (2/7/2024). Angka itu mencapai tiga kali lipat dari jumlah 80.000 orang yang diizinkan oleh otoritas setempat terhadap penyelenggara.
Pusat penanggulangan bencana negara bagian Uttar Pradesh, Kantor Komisioner Bantuan, telah merilis daftar korban tewas yang disebut mencapai 121 korban.
Otoritas setempat melaporkan bahwa hampir seluruh korban tewas adalah perempuan, dengan tujuh korban tewas di antaranya masih anak-anak dan satu korban tewas lainnya berjenis kelamin laki-laki.
Beberapa jam usai insiden itu terjadi, pakaian bekas dan sepatu yang hilang milik para korban berserakan di lokasi kejadian yang berlumpur. Sejumlah saksi mata menuturkan bahwa orang-orang berjatuhan dan saling menimpa satu sama lain ketika mereka terjatuh ke area lereng hingga masuk ke selokan yang tergenang air.
"Semua orang --seluruh kerumunan, termasuk perempuan dan anak-anak-- semuanya meninggalkan lokasi acara sekaligus," tutur personel kepolisian setempat, Sheela Maurya (50), yang bertugas saat insiden desak-desakan terjadi.
"Tidak ada cukup ruang, dan semua orang saling berjatuhan," ucapnya.
Maurya menyebut insiden mematikan itu terjadi saat seorang penceramah Hindu terkenal menyampaikan khutbah.
Komisioner divisi kota Alirgh di negara bagian Uttar Pradesh, Chaitra V, awalnya mengatakan bahwa kepanikan massa dimulai ketika 'para peserta keluar dari lokasi ketika badai debu membutakan penglihatan mereka, sehingga menyebabkan pergulatan'.
Artikel Terkait
Trump Siap Tawarkan Jet F-35 dalam Pertemuan Bersejarah dengan Putra Mahkota Saudi
MBS Terima Surat Rahasia Iran Sebelum Bertemu Trump: Apa Isi dan Maksudnya?
Ancaman Operasi Militer AS ke Venezuela: Maduro Peringatkan Gaza Baru di Amerika Selatan
Pemain Sepak Bola Israel Ditangkap Diduga Rudapaksa Turis AS, Netizen Geram!