Begitu bunyi pernyataan resmi Kemhan Saudi yang dikutip oleh Saudi Press Agency. Mereka merasa tindakan itu perlu diambil untuk mencegah eskalasi yang lebih berbahaya.
"Mengingat bahaya dan eskalasi yang ditimbulkan oleh senjata-senjata ini, angkatan udara Koalisi melakukan operasi militer terbatas pagi ini yang menargetkan senjata dan kendaraan tempur yang telah diturunkan dari kedua kapal di pelabuhan Al Mukalla."
Di sisi lain, posisi Uni Emirat Arab jelas berbeda. Mereka justru mendukung penuh Dewan Transisi Selatan atau STC. Kelompok ini punya agenda sendiri: memisahkan diri dan menghidupkan kembali negara Yaman Selatan yang merdeka dulu.
Jadi, sederhananya, dua sekutu dekat ini kini saling berhadapan lewat proxy di Yaman. Saudi mendukung pemerintah resmi yang diakui internasional, sementara UEA punya kepentingan dengan kelompok separatis selatan. Situasi yang pelik, dan ultimatum 24 jam itu seperti bensin yang ditumpahkan di atas bara.
Artikel Terkait
Serangan Drone ke Kediaman Putin, Rusia Tuding Ukraina Usai Pertemuan Zelensky-Trump
Tentara Cadangan Israel Dicopot Usai Sengaja Tabrak Warga Palestina yang Sedang Shalat
Najib Razak Dihantui Denda Rp 46 Miliar dan 20 Tahun Penjara di Kasus 1MDB
Nabi Ghana Batal Gelar Kiamat, Dana Bahtera Malah Berubah Mercedes