Kandidat nominasi Oscar untuk perannya di Spencer ini juga berbagi kondisi emosionalnya saat menyampaikan pidato tersebut. "Hari ini saya sedang mengalami PMS yang parah, tapi justru ini momen tepat untuk marah. Saya begitu frustasi sampai bisa memakan podium ini dengan garpu dan pisau," ucapnya yang disambut tepuk tangan meriah audiens.
Stewart menekankan bahwa kemajuan yang pernah dicapai perempuan dalam industri film sekarang mengalami kemunduran yang signifikan. "Kemunduran dari momen kemajuan kita yang singkat ini sangat menghancurkan. Model bisnis klub laki-laki yang berpura-pura ingin berkolaborasi sambil tetap meremehkan perspektif kita harus diakhiri," tegasnya.
Di akhir pidatonya, Stewart menyerukan tanggung jawab kolektif bagi pembuat film perempuan yang telah mendapatkan kesempatan. "Kita yang beruntung bisa membuat film memiliki kewajiban moral terhadap generasi penerus," tuturnya.
Data terbaru mengonfirmasi keprihatinan Stewart. Laporan menunjukkan hanya sekitar 12% film rilis utama tahun 2023 yang disutradarai perempuan. Sementara penelitian lain mengungkap perempuan hanya mengisi 24% posisi kunci seperti sutradara, penulis, produser, dan sinematografer pada film-box office terbaru.
Dengan keberanian menyuarakan ketidakadilan sistemik, Kristen Stewart semakin mengukuhkan posisinya tidak hanya sebagai aktris berbakat, tetapi juga advokat vokal untuk kesetaraan gender dalam dunia hiburan global.
Artikel Terkait
Raisa Andriana Bocorkan 3 Rahasia Move On & Proses Memaafkan Setelah Putus
Clara Shinta Bongkar Fakta Denny Goestaf Tuntut Harta Rp 13 Miliar, Nafkah Anak Rp5 Juta Tak Dibayar
Davika Hoorne & Ter Chantavit Menikah: Detail Pernikahan & Kisah Cinta 7 Tahun
Rahasia Skincare Nikita Willy: Rutinitas Wajah Glowing dan Produk Andalannya