Dan waktu membuktikan segalanya. Setelah sepuluh tahun berjalan, Sienna yang kini sudah remaja justru memilih untuk tinggal bersama ibunya. Keputusan sang putri itu seperti sebuah pembenaran yang manis atas pahitnya perjalanan yang telah dilalui.
Di satu momen yang jujur dan mengharukan, Marshanda pun memberanikan diri menanyakan hal yang mungkin selama ini mengganjal. Dia tanyakan langsung pada Sienna, apakah ada rasa kecewa karena dulu ibunya tidak berjuang lebih gigih.
Jawaban Sienna sederhana, tapi dalam maknanya.
“Ibu, aku enggak butuh ibu yang sempurna. Aku butuh ibu yang ada untuk aku,” kata Sienna, seperti ditirukan Marshanda.
Kalimat itu, sederhana saja, namun langsung meluluhkan segala keraguan dan kekhawatiran yang mungkin masih tersisa. Bagi Marshanda, itu adalah konfirmasi paling indah. Segala keyakinan buta dan imannya selama ini, ternyata tidak salah tempat.
“Dan itu, tepat pada saat itu adalah bukti bahwa keyakinan gue, imanku yang buta dan tak tergoyahkan kepada Tuhan, itu enggak sia-sia,” tandas Marshanda penuh syukur.
Kisahnya mengingatkan kita, bahwa terkadang keputusan terberat yang dipenuhi ketakutan dan ketidakpastian justru membawa pada akhir yang paling memuaskan hati. Bukan tentang menang atau kalah di pengadilan, tapi tentang menjaga martabat dan ketenangan batin seorang anak di masa depannya.
Artikel Terkait
Kasus Inara Rusli dan Wardatina Mawa: Polisi Tegaskan Belum Ada Isyarat Damai
Hotman Paris Sindir Sikap Nikita Mirzani: Lihat Saja Gaya Dia di Persidangan
Ibunda Virgoun Meledak, Bantah Keras Tuduhan Bocorkan Rekaman CCTV
Jejak Digital Ridwan Kamil dan Aura Kasih Kembali Ditemukan di New York