Pembahasan serupa ada di Surat Al Hijr ayat 16-17 dan Ash-Shaffat ayat 6-7, yang menegaskan langit dihiasi bintang-bintang sekaligus dijaga dari setiap setan yang durhaka.
Dari Hadits Nabi
Ada beberapa riwayat yang menyinggung peristiwa ini. Suatu ketika, seperti diriwayatkan Al-Abbas, Rasulullah SAW bersama para sahabat menyaksikan bintang yang dilempar dan menyala terang. Beliau lalu bertanya apa pendapat mereka.
“Kami beranggapan bahwa ada seorang yang besar dilahirkan, atau ada orang besar yang meninggal dunia,” jawab para sahabat.
“Bukan demikian,” sabda Nabi SAW, “tetapi apabila Allah memutuskan suatu urusan di langit...”
Riwayat dari Ibnu Abbas lebih rinci. Dijelaskan, dahulu setan punya pos-pos di langit untuk mencuri dengar. Setelah Rasulullah SAW diutus, setiap setan yang mencoba mendekat akan dikejar dan dibakar oleh bintang menyala (syihab). Peristiwa inilah yang mengubah keadaan dan mengamankan wahyu.
Melihat, Bukan Menafsir
Jadi, saat nanti Anda menyaksikan Geminid menghiasi langit, ingatlah itu adalah bagian dari keagungan ciptaan-Nya. Bukan pertanda nasib atau ramalan, melainkan mekanisme alam sekaligus penjagaan langit yang disebutkan dalam kitab suci.
Ada doa yang bisa diamati saat melihat sesuatu yang mengagumkan:
“Maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah.”
(Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).
Fenomena alam seperti ini selalu menarik. Di satu sisi, ia tontonan visual yang memukau. Di sisi lain, bagi yang merenung, ia pengingat akan kebesaran dan sistem yang Mahasempurna.
Artikel Terkait
Marcell Darwin Tantang Citra Diri lewat Peran Suami Selingkuh di Film Religi
Di Tengah Gugatan Cerai, Atalia Fokus Kirim Bantuan untuk Korban Banjir Aceh
Séance Adrian Gan: Ketika Kain Ratusan Tahun dan Imaji Surealis Bertemu di Atas Panggung
Profira Clinic Hadirkan Terapi Oksigen Hyperbaric, Jawab Minat Masyarakat yang Kian Melonjak