Di balik sorotan lampu dan gemuruh tepuk tangan di lapangan tenis, ada cerita tentang ketekunan. Aldila Sutjiadi, dengan karakternya yang kuat, membuktikan bahwa atlet Indonesia bisa benar-benar menembus panggung dunia. Di usianya yang ke-30, ia sudah menorehkan banyak prestasi internasional, bahkan tampil konsisten di turnamen bergengsi Grand Slam.
Permainannya dikenal stabil, fokus, dan cerdas dalam membaca pola lawan. Tahun demi tahun, kemampuannya terus berkembang. Fase penting terakhir dalam kariernya adalah saat ia meraih gelar WTA 250 Chennai Open 2025 bersama Janice Tjen. Pencapaian itu semakin mengukuhkannya sebagai salah satu petenis ganda terbaik Indonesia saat ini.
Perjalanannya tak mudah. Latihan keras, jadwal pertandingan yang padat, dan tekanan kompetisi yang mencekam telah membentuknya. Namun begitu, Aldila tak hanya tangguh secara teknik. Mentalnya pun matang.
Dalam sebuah wawancara khusus, ia membuka hati tentang pelajaran hidup, masa-masa sulit, dan orang-orang yang menginspirasinya.
Apa hal yang paling kamu banggakan dari perjalanan kariermu saat ini, selain tentang juara dan medalinya?
Aldila: Bagi aku, yang paling membanggakan justru kesempatan untuk keliling dunia. Bertemu orang baru, dapat teman baru, dan mencoba berbagai makanan lokal. Belajar bahasa dan budaya mereka juga jadi pengalaman yang sangat berharga.
Kamu dan Janice Tjen terlihat sangat kompak di lapangan. Bagaimana caranya menjaga chemistry hingga akhirnya meraih juara WTA 250 Chennai Open 2025?
Aldila: Itu semua berawal dari hubungan kami di luar lapangan. Aku kenal Janice sejak 2018 atau 2019, dan sejak awal aku sudah suka dengan karakternya. Kami dekat, sempat latihan bareng juga. Intinya, meluangkan waktu untuk bersama-sama itu sangat membantu chemistry kami saat bertanding.
Apa pelajaran yang kamu dapat dari tenis dan sangat berguna untuk menjalani hidup di luar lapangan?
Aldila: Disiplin, kerja keras, dan pantang menyerah. Nilai-nilai itu berlaku di dalam maupun di luar lapangan.
Disiplin tidak hanya soal latihan, tapi juga pemulihan, diet, dan pola makan. Kerja keras juga bukan cuma untuk atlet profesional, tapi semua orang butuh itu dalam kehidupan sehari-hari.
Artikel Terkait
Kelas Newborn di Surabaya Bantu Orang Tua Tak Lagi Keder Hadapi Bayi Baru Lahir
Kebiasaan Sepele Ini Ternyata Ancam Tameng Kulit Anda
Meisya Nyaris Tewas, Nekat Naik ke Puncak JPO di Cinta Sepenuh Jiwa
Video Jule Tanpa Hijab di Playground Tuai Sorotan, Warganet: Auranya Langsung Berubah