Beberapa opsi yang disebutkan termasuk penghapusan pajak atas tip, penghapusan pajak atas lembur, penghapusan pajak atas Jaminan Sosial, serta potongan untuk pinjaman kendaraan bermotor. Pernyataan ini muncul di saat Trump gencar membela kebijakan tarif impornya yang sedang digugat di Mahkamah Agung.
Trump: Penentangan terhadap Tarif Adalah Bencana
Trump menyatakan bahwa setiap putusan yang menentang kebijakan tarifnya akan menjadi bencana bagi Amerika Serikat. Kebijakan yang dimaksud mencakup tarif 'Hari Kemerdekaan' yang diumumkan pada April 2025, yang mengenakan bea masuk mulai dari 10 hingga 50 persen untuk sebagian besar barang impor.
Menurut Trump, langkah ini penting untuk mengatasi defisit perdagangan nasional yang telah berlangsung lama. Sementara itu, di Mahkamah Agung, perdebatan berpusat pada apakah pendapatan dari tarif dapat dikategorikan sebagai pajak de facto, di mana Ketua Hakim John Roberts menegaskan bahwa pemungutan pajak seharusnya menjadi kewenangan utama Kongres.
Merespons klaim Trump tentang penerimaan triliunan dolar, Bessent menekankan bahwa tujuan utama kebijakan tarif bukan semata-mata penerimaan negara. "Dalam beberapa tahun ke depan, kita bisa mendapatkan triliunan dolar. Namun, tujuan sebenarnya dari tarif adalah untuk menyeimbangkan kembali perdagangan dan membuatnya lebih adil," pungkas Bessent.
Artikel Terkait
Pahlawan Ekonomi Keluarga: Penggerak UMKM dan Solusi Atasi Kemiskinan di Indonesia
Harga Emas Antam Hari Ini Rp 2.333.000/Gram (Update Terbaru)
Harga Minyak Dunia Melonjak: Pasokan Bahan Bakar Global Terancam Gangguan
Redenominasi Rupiah 2025: Manfaat, Tantangan, dan Jadwal Terbaru