Opsi Pendanaan APBN
Meski demikian, Said menyatakan bahwa keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk menggunakan APBN sebagai sumber pendanaan merupakan kewenangan prerogatif. "Kita akan lihat kebijakan Bapak Presiden. Jika utang KCIC akan dibebankan ke APBN," ujarnya.
Kapasitas Fiskal Indonesia
Said menekankan bahwa kemampuan APBN membayar utang Whoosh bukanlah masalah utama, mengingat posisi fiskal yang masih baik. Namun, prioritas penggunaan anggaran tetap perlu diperhatikan. "Cadangan anggaran ada, DBA pun ada, tetapi harus dipergunakan untuk menjalankan sektor riil," tegasnya.
Jaminan dari Presiden Prabowo
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto meminta masyarakat tidak khawatir terhadap utang kereta cepat Whoosh. Dalam peresmian Stasiun Tanah Abang Baru, Prabowo menyatakan telah menghitung cermat operasional transportasi ini dan siap bertanggung jawab penuh atas pelunasan utangnya.
Prabowo mengungkapkan bahwa PT KAI memang harus membayar Rp 1,2 triliun per tahun ke China, namun hal ini sebanding dengan manfaat Whoosh dalam mengurangi kemacetan dan polusi. "Indonesia bukan negara sembarangan. Kita hitung, tidak ada masalah. Saya yang tanggung jawab Whoosh," tegas Presiden.
Artikel Terkait
Wall Street Anjlok: Saham Teknologi Tertekan & Peringatan Bank Picu Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq Melemah
Larangan Thrifting Prabowo: Solusi Pemerintah untuk Pedagang UMKM
Harta Kekayaan Denny JA Tembus Rp 3,08 Triliun: Rincian LHKPN Komisaris Utama PHE
Warisan Budaya PalmCo: Dari Peninggalan Kolonial hingga Kebun Sawit Terbesar