"Langkah ini sejalan dengan upaya pengendali untuk menjaga stabilitas keuangan perseroan serta memastikan kelangsungan dan percepatan pelaksanaan proyek-proyek yang sedang berjalan," ujar Bayu dalam surat kepada BEI.
Lebih lanjut, Bayu menyebutkan bahwa hasil dari penjualan saham tersebut akan dialokasikan untuk mendukung keuangan dan pengembangan usaha DADA. Penggunaannya mencakup pemenuhan kewajiban keuangan, penyediaan modal kerja untuk proyek Apple 3 yang telah memasuki tahap akhir, serta pengembangan proyek melalui skema Kerja Sama Operasi (KSO).
Aksi jual yang dilakukan oleh KPII ini menarik perhatian penuh pasar. Harga saham DADA pun terus menerus menyentuh batas auto reject bawah (ARB) secara beruntun sebelum akhirnya stabil di level Rp50.
Catatan menunjukan bahwa saham DADA mengalami ARB selama 9 hari perdagangan berturut-turut. Akibatnya, investor DADA mencatatkan kerugian yang signifikan, mencapai 72 persen sejak saham tersebut menyentuh level puncaknya di Rp178 pada 9 Oktober 2025.
Artikel Terkait
Sensus Ekonomi 2026: BPS Petakan Peta Hijau Bisnis Indonesia
OJK: Jumlah IPO Turun, Tapi Kualitas Emiten Jadi Prioritas
IHSG Melaju 18%, Kekayaan Para Taipan Tembus Rp 5.000 Triliun
Euforia Pasar Global Pacu Kepercayaan Investor Indonesia Melambung di 2025