SINAR HARAPAN-Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) telah mengambil langkah proaktif dalam memperkuat pemantauan perdagangan batu bara dan minyak sawit mentah (CPO) melalui penggunaan teknologi digital, dengan diterapkannya Program Simbara dan Siperibun.
Sistem digital ini memungkinkan pemantauan yang lebih akurat terhadap seluruh rantai pasok, mulai dari produksi hingga distribusi.
“Salah satu program yang dijalankan dalam pemerintahan sekarang adalah digitalisasi Simbara. Ini terkait dengan batu bara, di mana kita mengintegrasikan dari hulu hingga hilir, semua menggunakan digital,” kata Plt Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Firman Hidayat sebagaimana keterangan yang dikutip Sabtu (23/12).
Baca Juga: Bandara Minangkabau Padang Tutup Penerbangan imbas abu Gunung Marapi
Dalam kegiatan Evaluasi Kinerja 2023 Menuju Indonesia Emas secara virtual di Jakarta, Jumat (22/12). Firman menerangkan Sistem Monitoring Batu Bara (Simbara) merupakan salah satu program pemerintah yang telah dijalankan sejak 2022 sebagai bentuk digitalisasi pemerintahan, khususnya dalam sektor pertambangan batu bara.
Firman menjelaskan melalui Simbara, pemerintah dapat memantau perkembangan batu bara mulai dari tahap penambangan hingga ekspor atau penjualan. Dengan pendekatan digital, potensi kebocoran dapat dicegah, dan pelaku usaha yang belum membayar tidak akan dapat menjual komoditas tersebut.
“Jadi sekarang kita memonitor perkembangan batu bara sejak mau ditambang hingga nanti diekspor atau dijual. Jadi, kebocoran kebocoran itu bisa kita cegah, ini semuanya by system,” jelas Firman.
Artikel Terkait
Blooming Years Amankan Emway, Posisi Raksasa Mainan BABY Makin Kokoh
Bulog Targetkan 100 Gudang Baru Beroperasi Saat Panen Raya 2026
Keringat Pemuda Sumut di Proyek Monorel Raksasa Osaka
Raksasa Sawit Malaysia Beralih Jadi Raja Energi Hijau untuk Pusat Data