Seperti contoh masalah yang dihadapi nelayan di Desa Samajatem, Kecamatan Pagimana. Para nelayan mengeluhkan mengenai harga yang tidak menentu yang berpengaruh pada pendapatan nelayan.
Baca Juga: 2 Lowongan Kerja Dibuka Jordan Safetech Perkasa, Cek Posisi dan Syaratnya!
Nelayan juga merasa dirugikan dengan kejelasan harga yang tidak pasti yang sering terjadi di desa, salah satu contohnya adalah permainan harga di tingkat pengepul.
“Masalah lain yang dihadapi nelayan di Samajatem itu adalah stok es yang kurang. Karena itu menyebabkan kualitas dari hasil tangkapan nelayan terutama gurita menjadi tidak bagus dan harganya turun,” kata Ramli, nelayan dari Desa Samajatem.
Senada dengan Ramli, nelayan dari Uwedikan, Supardi Yinata mengatakan, kejelasan harga juga sering kali menjadi kendala terhadap nelayan untuk mendapatkan informasi harga yang pasti.
Dampaknya, nelayan terombang-ambing dengan harga yang ditentukan pembeli atau pengepul.
Persoalannya lainnya juga adalah soal kerja sama dengan beberapa perusahaan atau UPI yang tidak berjalan baik dan membuat nelayan mengalami putus asa dalam membangun kemitraan bisnis dengan para pelaku usaha perikanan, sehingga mencari peluang alternatif dengan menjual hasil tangkapan di beberapa pengepul di tingkat kecamatan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: sangalu.com
Artikel Terkait
IHSG Mengawali Rabu di Zona Hijau, Tembus 8.392: Analisis Pergerakan Saham dan Sentimen Pasar Asia
BRI Perkuat Ekonomi Desa Lewat 1,2 Juta AgenBRILink dan Koperasi
Harga Minyak Mentah Menguat: Analisis Dampak Sanksi Rusia & Optimisme Pasar AS
Kunjungan Prabowo ke Australia: Bahas Kerja Sama Ekonomi & Temui Anthony Albanese