Rupiah menutup perdagangan Selasa dengan catatan hijau. Mata uang kita menguat 17 poin, atau 0,10 persen, ke level Rp16.771 per dolar AS. Penguatan ini terjadi di tengah situasi pasar global yang sebenarnya cukup bergejolak.
Menurut pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi, ada sentimen eksternal yang justru mendorong rupiah. Salah satunya adalah pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin. Putin menyebut Moskow akan merevisi posisi negosiasinya terkait Ukraina. Kabar ini dianggap meredakan ketegangan, meski hanya sementara.
“Ketegangan di Timur Tengah juga mendukung sentimen emas batangan setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Senin bahwa AS akan menyerang Iran lagi jika negara itu mencoba membangun kembali program nuklirnya,” ujar Ibrahim dalam risetnya.
Namun begitu, sentimen risiko di Asia justru diuji. Pasalnya, China meluncurkan latihan militer besar dengan tembakan langsung di sekitar Taiwan. Latihan itu berlangsung cukup lama, sekitar 10 jam, pada hari Selasa.
Nah, perhatian pasar sore ini bakal beralih ke AS. Federal Reserve akan merilis risalah rapat kebijakan terbarunya. Investor pasti akan menyisir setiap detailnya, mencari petunjuk soal pandangan Fed terhadap inflasi dan pasar tenaga kerja. Yang paling ditunggu tentu saja petunjuk tentang jalur suku bunga ke depan, apalagi banyak yang sudah berspekulasi soal pelonggaran kebijakan moneter di tahun 2026.
Risalah itu bisa jadi penentu arah pasar jangka pendek. Pekan ini sendiri relatif sepi data ekonomi. Volume perdagangan pun diperkirakan rendah karena liburan. Pasar AS akan tutup untuk Tahun Baru, jadi partisipasi jelas terbatas.
Di sisi lain, dari dalam negeri, tantangan sepanjang 2025 memang tidak kecil. Ekonomi Indonesia menghadapi ketidakpastian global yang makin menjadi, tensi geopolitik yang memanas, plus dampak kebijakan tarif dari AS.
Artikel Terkait
Bea Cukai Pecat 33 Pegawai, Target APBN Rp 301 Triliun Jadi Tantangan Berat
Deru Beri Ultimatum: Truk Batu Bara Wajib Angkat Kaki dari Jalan Umum Sumsel Awal 2026
Saham SRAJ Melonjak 599%, Sektor Kesehatan Jadi Primadona Pasar Modal 2025
CDIA Akhirnya Bagikan Dividen Perdana, Cair Awal 2026