Lima Mega Proyek 2025: Fondasi Baru atau Beban Baru?

- Senin, 29 Desember 2025 | 15:24 WIB
Lima Mega Proyek 2025: Fondasi Baru atau Beban Baru?

Dengan status sebagai Proyek Strategis Nasional, proyek ini diarahkan untuk memperkuat konektivitas ibukota, mengurai kemacetan, dan menyediakan transportasi massal yang modern serta rendah emisi.

4. Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI)

Digadang-gadang sebagai yang terbesar di dunia, KIHI fokus pada industri baterai kendaraan listrik, aluminium, dan petrokimia. Yang menarik, energi hijau untuk operasinya akan bersumber dari sungai di sekitarnya, selaras dengan target net-zero emission Indonesia.

Kehadirannya diharapkan bisa menarik investasi besar-besaran, membuka lapangan kerja, dan memperkuat hilirisasi sumber daya alam. Intinya, KIHI ini bukan sekadar kawasan industri biasa, melainkan simbol transformasi Indonesia menuju pusat produksi hijau di regional Asia Tenggara.

5. PIK 2 Tropical Coastland

Ini lebih dari sekadar kompleks perumahan dan komersial biasa. PIK 2 dirancang sebagai kawasan terpadu dengan konsep eco-city yang kuat, sekaligus area ekowisata. Dampaknya, pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata diharapkan bisa lebih mudah tumbuh di sini, sekaligus menyerap banyak tenaga kerja.

Deretan proyek raksasa itu memang membawa janji kemajuan yang nyaris serupa: konektivitas makin lancar, birokrasi lebih modern, kota lebih layak huni, dan lompatan ekonomi berbasis energi bersih. Masyarakat pun berpotensi merasakan manfaatnya dalam beberapa tahun mendatang.

Namun begitu, di balik optimisme itu selalu ada sisi lain yang perlu diwaspadai. Risiko ketimpangan tata ruang dan pembangunan yang melaju lebih cepat daripada kesiapan sosial atau ekologis, misalnya. Kita juga punya pengalaman pahit dengan sejumlah kerusakan infrastruktur akibat pengerjaan yang kurang matang lingkungan rusak, kemacetan baru muncul, atau bangunan publik yang harus diperbaiki ulang.

Semua itu memunculkan pertanyaan besar: akankah kelima mega proyek ini benar-benar mendorong kemajuan, atau justru menambah beban baru jika pengawasannya kurang ketat?


Halaman:

Komentar