Efisiensi Bawa Angin Segar, Laba Kotor Merdeka Battery Melonjak 22%

- Minggu, 28 Desember 2025 | 14:45 WIB
Efisiensi Bawa Angin Segar, Laba Kotor Merdeka Battery Melonjak 22%

Namun begitu, bukan berarti tanpa tantangan. Beban keuangan perusahaan membengkak tajam, naik 91% menjadi USD13 juta. Lonjakan ini seiring dengan meningkatnya beban bunga dari pinjaman dan penerbitan obligasi baru. Dana itu sendiri dialokasikan untuk memperkuat pembiayaan proyek-proyek strategis, seperti pembangunan fasilitas HPAL dan RKEF. Belum lagi, kerugian selisih kurs juga turut menekan laba bersih.

Di lapangan, operasional justru berjalan sesuai rencana. Produksi bijih saprolit dan limonit sepanjang sembilan bulan 2025 masing-masing mencapai 4,5 juta wmt dan 9,9 juta wmt, mayoritas dari tambang SCM. Yang menarik, biaya kas produksi justru berada di bawah target. Untuk NPI, meski produksinya turun 17% karena jadwal perawatan RKEF, marginnya tetap perkasa di level USD1.866 per ton. Biaya kasnya pun turun 8% berkat integrasi energi yang lebih baik.

Proyek pengembangan juga terus bergulir. Pabrik AIM sudah dalam tahap commissioning dan berhasil memproduksi asam ratusan ribu ton. Unit kloridanya mulai menghasilkan iron pellets hingga gold mud. Bahkan, pabrik katoda tembaga mereka sudah menghasilkan produk yang memenuhi standar LME.

Sementara itu, di proyek HPAL PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC), progres konstruksi terus berlanjut. Pabrik HPAL-nya sudah 54% selesai, sementara fasilitas pembangkit listriknya 29%. Targetnya, produksi awal MHP akan dimulai bertahap pada 2026 nanti.

Melihat seluruh perkembangan ini, Phintraco Sekuritas merevisi naik nilai wajar saham MBMA menjadi Rp670 per saham, dari sebelumnya Rp525. Rekomendasinya pun Buy, dengan optimisme pada prospek pertumbuhan jangka menengah yang tetap solid. Semuanya berkat kombinasi efisiensi biaya dan akselerasi hilirisasi yang mereka lakukan.


Halaman:

Komentar