Pembicaraan Dagang RI-AS Mencapai Titik Krusial, Freeport hingga Tesla Masuk Daftar

- Jumat, 26 Desember 2025 | 19:48 WIB
Pembicaraan Dagang RI-AS Mencapai Titik Krusial, Freeport hingga Tesla Masuk Daftar

Di sebuah konferensi pers yang digelar di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Jumat (26/12) lalu, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan penjelasan terbaru soal perundingan dagang dengan Amerika Serikat. Pembicaraan itu, rupanya, sudah masuk ke tahap yang lebih konkret.

“Yang critical mineral sudah ada pembicaraan Danantara dengan badan ekspornya di Amerika dan beberapa lagi, dan juga ada perusahaan Amerika yang sudah berbicara dengan perusahaan critical mineral di Indonesia,” ujar Airlangga.

Intinya, permintaan AS untuk mengakses mineral kritis dari Indonesia kini sedang dibahas implementasinya. Menurut Airlangga, Badan Pengelola Investasi atau Danantara akan jadi ujung tombak dalam skema bisnis ke bisnis nanti. Mereka yang akan berurusan langsung dengan perusahaan-perusahaan AS yang berminat, tak hanya di sektor mineral kritis, tapi juga sektor lainnya.

Lalu, komoditas apa saja yang dibicarakan? Airlangga menyebut beberapa nama besar. Untuk tembaga, ada Freeport. Nikel ada Vale. Sementara di sektor baterai, perusahaan seperti Ford Motor Company dan Tesla disebut-sebut masuk dalam pembicaraan.

Sebenarnya, daftar komoditas yang diinginkan AS sudah tercantum dalam executive order mereka. Namun begitu, khusus untuk Indonesia, daftar itu bakal diperluas. Kelapa sawit yang bebas tarif, misalnya, akan dimasukkan. “(Total komoditas) ya nanti kita lihat detailnya,” lanjut Airlangga, tanpa merinci lebih jauh.

Ia menegaskan, tembaga adalah salah satu mineral kritis utama dalam pembahasan. Freeport sendiri sudah membangun fasilitas pemurnian di Gresik. Selain itu, Indonesia juga punya nikel, bauksit, dan yang tak kalah penting: logam tanah jarang atau rare earth.


Halaman:

Komentar