Emas dan perak benar-benar melesat. Rekor tertinggi sepanjang masa pecah lagi, didorong oleh dua hal: ketegangan geopolitik yang makin panas dan spekulasi bahwa The Fed bakal turunkan suku bunga.
Menurut data Bloomberg, Selasa (23/12), harga emas batangan melonjak 24 persen. Angkanya menembus rekor sebelumnya di Oktober lalu, yakni USD 4.381 per troy ons. Perak pun tak ketinggalan, meroket 3,4 persen hingga mendekati USD 70 per ons.
Lalu, apa pemicunya? Situasi geopolitik global lagi-lagi jadi biang kerok. Amerika Serikat, misalnya, baru aja memperketat blokade minyak ke Venezuela. Tekanan terhadap pemerintahan Maduro pun makin keras.
Di tempat lain, Ukraina disebut-sebut baru pertama kalinya menyerang kapal tanker minyak Rusia di Laut Mediterania. Kejadian ini tentu bikin pasar makin waspada.
Namun begitu, faktor utama lainnya datang dari dalam negeri AS sendiri. Pelaku pasar saat ini yakin The Fed akan memangkas suku bunga dua kali pada 2026. Ekspektasi ini jadi angin segar buat logam mulia.
Presiden Donald Trump juga ikut bersuara. Ia secara terbuka mendorong pelonggaran kebijakan moneter.
Analis punya pandangan serupa. Dilin Wu, analis strategis di Pepperstone Group Ltd., bilang reli harga hari ini didorong kuat oleh ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed.
Ia juga menambahkan, data lapangan kerja AS yang melambat dan inflasi November yang lebih rendah dari perkiraan makin mengukuhkan narasi pemangkasan suku bunga itu.
Artikel Terkait
Ekonomi Kreatif Siap Jadi Mesin Penggerak, Ini Peta Jalan Menuju 2026
Coretax DJP Siap Berlaku 2025, Wajib Pajak Dimulai Aktivasi Akun Sekarang
Obligasi Hijau Bank Mandiri Diserbu Investor, Oversubscribed Lebih dari Tiga Kali Lipat
Saham IMPC Melonjak, Ini Sosok di Balik Aksi Jual Besar-besaran