Popularitas pantai ini pun mulai meroket. Zainuddin, salah satu perwakilan Pokdarwis, merasakan betul imbasnya. Menurutnya, peningkatan kunjungan wisata harus diimbangi dengan penguatan sumber daya manusia. Untungnya, PHE WMO juga membantu di sisi ini dengan berbagai pelatihan.
ujar Zainuddin.
Dampaknya nyata. Banyak warga yang dulu merantau atau ‘hanya’ jadi ibu rumah tangga, kini punya peluang kerja di desa. Mulai dari buka UMKM, kelola lahan parkir, sampai jualan aneka kebutuhan wisatawan. Zainuddin memperkirakan sudah ada sekitar 40 UMKM yang tumbuh karena ini.
Tak cuma ekonomi, citra desa pun ikut terdongkrak. Di 2018, Desa Tlangoh bahkan pernah menyabet gelar desa terbaik kedua se-Kabupaten Bangkalan. Prestasi yang cukup membanggakan.
tambahnya, menyadari bahwa perjalanan masih panjang.
Berdasarkan catatan PHE WMO, hingga kini sudah ada 395 unit Hexareef yang berdiri kokoh di Pantai Tlangoh. Rencananya, pemasangan akan terus dilanjutkan bertahap, meski kapasitas produksinya masih sekitar 100 unit per tahun.
Ke depan, pantai ini bukan sekadar tujuan rekreasi. Ia bisa jadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara korporasi, pemerintah desa, dan masyarakat bisa membangun ekosistem pesisir yang lebih tangguh. Yang tak hanya menahan abrasi, tapi juga mengubahnya jadi berkah.
Artikel Terkait
IHSG Tersungkur 61 Poin, Tekanan Jual Melanda Hampir Semua Sektor
Sentimen China dan Biodiesel Dorong Harga CPO Menguat Dua Hari Berturut-turut
Industri Ditantang Seriusi Tanggung Jawab Produsen, Ancaman Sampah 82 Juta Ton Mengintai
Ekonomi Kreatif Siap Jadi Mesin Penggerak, Ini Peta Jalan Menuju 2026