"Seluruhnya sudah dibahas dan disetujui oleh kedua belah pihak. Jadi tidak ada lagi faktor yang bisa menghambat penandatanganan daripada ART ini," tegasnya.
Ia juga memastikan kesepakatan ini tidak akan membelenggu kebijakan dalam negeri Indonesia. "Tidak ada kebijakan di Indonesia yang dibatasi oleh perjanjian ini. Kerja perjanjian ini sifatnya adalah komersial dan strategis dan menguntungkan kedua negara secara berimbang," ujarnya.
Memang, sejak Juli lalu sudah ada sinyalemen. Indonesia bersedia menghapus batasan ekspor untuk sejumlah komoditas industri ke AS, termasuk mineral kritis. Trump sendiri yang mengumumkan hal ini lewat pernyataan resmi Gedung Putih.
"Indonesia akan menghapus pembatasan ekspor ke Amerika Serikat untuk komoditas industri, termasuk mineral kritis," tulis Trump.
Ini jadi bagian dari deal besar. Tarif impor AS untuk produk Indonesia yang semula 32 persen dipotong jadi 19 persen. Sebagai imbalannya, Indonesia diminta melonggarkan hambatan tarif untuk produk AS hingga 0 persen, plus memperbanyak ekspor mineral.
Indonesia, seperti diketahui, adalah produsen utama tembaga, kobalt, dan nikel.
Di platform Truth Social-nya, Trump menulis, "Disepakati bahwa Indonesia akan menjadi Pasar Terbuka bagi Produk Industri dan Teknologi Amerika, serta Produk Pertanian, dengan menghapus 99 persen hambatan tarif mereka."
Masih ada lagi kesepakatan sampingannya. Seperti yang sempat diungkap Trump, Indonesia akan membeli 50 unit pesawat Boeing kebanyakan tipe 777. Produk pertanian AS juga bakal leluasa masuk ke sini. Semua ini, katanya, untuk keseimbangan yang saling menguntungkan.
Artikel Terkait
Harga Emas Antam Anjlok Rp 14.000, Pesaing Justru Naik
Batu Bara dan Nikel Melaju, Minyak Mentah Tersendat di Pasar Komoditas
Purbaya Tegaskan Anggaran Bencana Sumatera Tak Ganggu Program Makan Bergizi
Liburan Akhir Tahun Hemat 30%, BCA Buka Diskon Tiket Desa Wisata