"Semua biaya operasional di lapangan, saya tanggung sendiri. Tidak ada satu rupiah pun dari uang donasi publik yang dipakai untuk itu," tegas Ferry Irwandi, aktivis kemanusiaan itu. Prinsipnya sederhana tapi tegas: dana sumbangan masyarakat harus utuh sampai ke tangan korban bencana. Untuk urusan logistik, akomodasi, atau konsumsi tim, ia mengandalkan kantong pribadi.
Nah, soal transparansi, Ferry juga tak mau main-main. Ia sudah menyiapkan laporan detail penyaluran dana yang bisa dilihat siapa saja melalui sebuah halaman khusus. Dengan begitu, siapapun bisa mengecek kemana saja uang itu mengalir, lengkap dengan rinciannya.
Hingga pertengahan Desember 2025, angka yang sudah berhasil disalurkan cukup mencengangkan: Rp7,6 miliar lebih. Masih ada lagi dana yang sedang dipersiapkan untuk tahap berikutnya, sekitar Rp2,62 miliar. Sisa sekitar Rp482 juta akan disesuaikan dengan kondisi paling mendesak di lapangan.
Bentuk bantuannya sendiri sangat beragam. Bayangkan, lebih dari 100 ton beras sudah didistribusikan, dengan puluhan ton lagi dalam perjalanan. Untuk memenuhi kebutuhan dasar, tersedia puluhan ribu liter air bersih dan ribuan paket makanan siap santap.
Artikel Terkait
Cadangan Nikel Habis 13 Tahun Lagi, 94% Sudah Dikuasai Asing
Liburan Sekolah Tiba, Dokter Ingatkan Ancaman ISPA dan Gangguan Pencernaan
Letjen Widi Prasetijono Dapat Jabatan Baru, Kasus Hukum Masih Menggantung
Truk Mogok di Lajur Pertama, Tol Jakarta-Cikampek Macet Parah