Hari Ibu selalu jadi momen yang mengharukan. Di balik perayaannya, ada ribuan kisah perjuangan yang jarang terdengar. Ibu-ibu dari keluarga prasejahtera, misalnya. Mereka tak cuma mengurus rumah dan anak, tapi juga memutar otak mencari nafkah dengan usaha kecil-kecilan. Tujuannya sederhana: menjaga agar keluarga tetap bertahan.
Jalan yang mereka lalui nggak mudah. Coba bayangkan: modal terbatas, pengetahuan soal uang pas-pasan, dan akses ke pasar yang sempit. Tantangan itu datang bertubi-tubi. Tapi, yang menarik, banyak dari mereka memilih untuk terus bertahan. Mereka belajar, sedikit demi sedikit, agar usahanya tetap jalan.
Nah, kelompok inilah yang kemudian menjadi sasaran program Mekaar dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Program ini memang dikhususkan untuk pengusaha ultra mikro, yang kebanyakan adalah perempuan. Bantuan yang diberikan bukan cuma pinjaman tanpa agunan, tapi juga pendampingan rutin. Jadi, ibaratnya, mereka dapat modal sekaligus teman diskusi.
Menurut sejumlah saksi, pendekatannya memang beda. Prosesnya nggak berhenti saat dana cair. Para ibu ini didampingi untuk mengatur keuangan rumah tangga yang sederhana, sekaligus membaca peluang pasar. Semua dilakukan perlahan, menyatu dengan rutinitas harian mereka sebagai ibu sekaligus pengusaha.
Dampaknya? Ternyata cukup signifikan. Riset dari BRI Research Institute tahun 2023 menunjukkan peningkatan ketahanan keuangan pada mayoritas nasabah Mekaar. Dulu, tabungan mungkin cuma cukup untuk satu dua minggu kalau usaha sepi. Sekarang, banyak yang bisa bertahan hingga satu atau dua bulan. Perubahan ini muncul dari kebiasaan baru: mengatur pemasukan, memilah kebutuhan, dan menyisihkan uang dengan lebih disiplin.
Artikel Terkait
Dolar AS Terancam Terus Melemah, Ini Pemicu Utamanya
Wall Street Berjaya, Dipacu Optimisme Suku Bunga dan Euforia AI
Aris Santosa Tinggalkan Waskita Beton, Pindah ke Pelni
Hartadinata Abadi Siap Sambut Era Baru Emas, Meski Harga Tembus Rp2,37 Juta per Gram